Kamis, 15 Desember 2016

PERENCANAAN MAKRO DAKWAH



 PERENCANAAN   MAKRO   DAKWAH 



BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pentingnya perencanaan dakwah adalah untuk mencapai tujuan, sedangkan pentingnya suatu tujuan adalah untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Fokus perhatian memang penting, hasil tidaknya kegiatan dakwah secara efektif banyak ditentukan oleh perencanaan dakwah itu sendiri. Dengan demikian perencanaan dakwah, baik secara makro maupun secar mikro mempunyai funsi ganda, yaitu :
a.   Menyebarluaskan pesan-pesan dakwah yang bersifat informative, persuasive dan instruktif secara sistematik kepada sasaran untuk memperoleh hasil optimal.
b.   Menjembatani "Cultur Gap" akibat kemudahan diperolehnya dan kemudahan dioperasionalkannya media yang begitu ampuh, yang jika dibiarkan akan merusak nilaii-nilai dan norma-norma agama maupun budaya.

Bahasan ini sifatnya sederhana saja, meskipun demikian diharapkan dapat menggugah perhatian para ahli dakwah dan para calon pendakwah yang sedang atau akan bergerak dalam kegiatan dakwah secara makro, untuk memperdalaminya.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah bagaimana perencanaan makro  dakwah?

C. Rumusan Masalah
Tujuan makalah ini adalah untuk mengetahui perencanaan makro dakwah.



BAB II
PEMBAHASAN


Eksistensi dakwah islam secara makro senantiasa bersentuhan dan bergelut dengan realitas yang mengitarinya yaitu realitas social-kultural. Dalam perspektif historis, pergumulan dakwah makro akan melahirkan dua kemungkinan yaitu:
1.      Dakwah islam mampu memberikan output (hasil, pengaruh) terhadap lingkungan, dalam arti memberi dasar filosofi, arah, dorongan dan pedoman bagi perubahan masyarakat sampai terbentuk realitas sosial yang baru.
2.      Dakwah islam dipengaruhi oleh perubahan masyarakat, dalam arti eksistensi, corak dan arahnya. Hal ini berarti bahwa aktivitas dakwah makro ditentukan oleh sistem sosio-kultural.

Berangkat dari kerangka pikir ini, maka dalam kegiatan dakwah secara makro, metode dakwah kontemporer sangat diperlukan dalam rangka menghadapi dinamika kehidupan manusia yang semakin kompleks. Terdapat beberapa rumusan perencanaan makro dakwah yaitu :
1.      Rumus penetapan metode harus disesuaikan dengan objek dakwah, hal ini berorientasi pada proses humanisasi masyarakat secara sosio-kultural dan membangun manusia seutuhnya.
Dengan begitu dakwah bukan hanya sekedar tabligh al-ayat (penyampaian pesan-pesan agama), tetapi lebih dari itu ia mengandung upaya membentuk pribadi-pribadi muslim dan selanjutnya pembangunan masyarakat. Dalam hal ini peran da’i hanyalah sebagai fasilitator yang mengantarkan masyarakat agar mampu menciptakan kondisi yang mereka idamkan.

2.      Perlu perencanaan strategi dakwah untuk menetapkan metode yang tepat. Perumusan perencanaan strategi ini akan melahirkan metode yang baik pula, sebab metode merupakan suatu cara pelaksanaan strategi.
Jika dikaitkan dengan era globalisasi saat ini, maka juru dakwah harus memahami perubahan transisional dari transaksi pada kekuatan magis dan ritual kearah ketergantungan pada sains dan kepercayaan serta transisi dari suatu masyarakat tertutup, sakral dan tunggal kearah keterbukaan, plural dan sekuler. jadi perencanaan strategi harus bersifat terbuka terhadap segala kemungkinan perubahan masyarakat yang menjadi sasaran dakwah.

Metode dakwah secara makro dapat dilaksanakan dengan 2 cara yaitu Dakwah secara tatap muka (face to face) dan Dakwah melalui media.
1.  Dakwah secara tatap muka
 Dipergunakan apabila kita mengharapkan efek perubahan tingkah laku (behavior change) dari mad'u. Sewaktu menyampaikan memerlukan umpan balik langsung (immediate feedback). Kelebihannya adalah dapat saling melihat secara langsung dan bisa mengetahui apakah mad'u memperhatikan kita dan mengerti apa yang kita sampaikan. Sehingga umpan balik tetap menyenangkan kita. Adapun kelemahannya mad'u yang dapat diubah tingkah lakunya relative, sejauh bisa berdialog dengannya.
2.  Dakwah melalui media.
Dakwah melalui media pada umumnya banyak digunakan untuk dakwah informatife. Kelemahannya adalah tidak persuasive dan tidak begitu ampuh untuk mengubah tingkah laku. Adapun kelebihannya adalah dapat mencapai mad'u dalam jumlah yang besar.

 
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dakwah secara makro berhubungan erat dengan realitas social-kultural yang ada dalam masyarakat yang mengintarinya. Untuk itu metode dakwah kontemporer sangat diperlukan dalam rangka menghadapi dinamika kehidupan manusia yang semakin kompleks. Dakwah kontemperor dapat dilakukan dengan cua cara yaitu tatap muka dan penggunaan media.
Dalam Al-Qur’an dan Hadits pun membahas strategi-strategi tersebut dengan berbagai macam prinsipnya. Semoga apa yang menjadi pembahasan bisa menjadi ilmu yang bermanfaat bagi kita semua. Amin.

B. Saran
Dalam menjalankan tugas sebagai da’i, tentu sebagai aktivis dakwah kita membutuhkan berbagai kebutuhan mendasar yang diharapkan dapat menunjang kegiatan dakwah kita. Minimum threshold yang harus dimiliki oleh seorang aktivis dakwah yaitu pemahaman Islam yang mendalam dan berlandaskan pada kekuatan ilmu yang baik serta keyakinan yang kokoh, iman yang mendalam dan membuahkan rasa cinta kepada Allah, rasa takut kepada-Nya, rasa mengharap kepada-Nya dan selanjutnya mengikuti Rasulullah Muhammad dalam segala urusan kehidupannya serta menjadikan Allah sebagai landasan dalam segala hal, menjadikan Allah sebagai satu-satunya cinta yang sejati



Tidak ada komentar:

Posting Komentar