TINGKAH
LAKU MANUSIA DAN MOTIVASI
DALAM
PSIKOLOGI
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Para pakar psikologi modern tidak memberikan perhatian
pada studi-studi deminsi spiritual manusia dan kebutuhan-kebutuhan pokok
tingkat itnggi. Padahal kebutuhan ini mempunyai kedudukan terpenting dan
tertinggi, yang melebihkan manusia dari seluruh ciptaan Allah yang lain.
Komitmen para ilmuwan psikologi modern terhadap penerapan metode ilmiah dalam
studi manusia, mendorong mereka membatasi objek penelitiannya pada studi dimensi-dimensi
tingkah laku manusia yang tunduk pada penelitian objektif dan eksperimentasi.
Sehingga mereka menjauhi penelitian dimensi tingkah laku manusia yang
berhubungan dengan masalah spiritual.
Sesungguhnya
kebutuhan-kebutuhan spiritual merupakan asas. Jadi, psikologi modern juga harus
memperhatikan nilai spiritual, berusaha mendalami, menanamkan dan menyusun
dasar-dasar moralitas manusia, karena parameter moral terfokus pada sifat-sifat
dasar dalam diri manusia.
Al-Quran menunjukkan
motivasi-motivasi terpenting yaitu: motivasi menjaga diri dan motivasi menjaga
kelangsungan jenis. Allah SWT menyebutkan pada sebagian ayat Al-Quran tentang
motivasi-motivasi fisiologis terpenting yang berfungsi menjaga individu dan
kelangsungan hidupnya. Misalnya kebutuhan perut dan rasa takut dalam kehidupan,
Allah berfirman:
“Dan sungguh Kami
berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta,
jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang
sabar.”
(al- Baqarah: 155)
Allah menciptakan
motivasi-motivasi dasar yang merangsang manusia menjaga diri. Misalnya rasa
keibuan. Dalam penciptaan kaum perempuan, Allah menganugerahi motivasi dasar
untuk melakukan misi penting, yaitu melahirkan anak-anak. Al-Qur’an
menggambarkan betapa beratnya seorang ibu mengandung dan merawat anaknya hingga
besar. Kitab suci terakhir ini juga menunjukkan ciri-ciri perasaan dan
kecintaan ibu terhadap anak-anaknya. Allah SWT berfirman:
“Dan Kami perintahkan
kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu bapaknya; ibunya telah
mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam
dua tahun. Bersyukurlah kapada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya
kepada-Kulah kembalimu.” (Luqman:14)
Tingkah
laku manusia dan motivasi dipelajari dalam berbagai disiplin keilmuan seperti ilmu
psikologi, sosiologi, ekonomi, antropologi dan kedokteran, namun dalam makalah
ini hanya akan membahas tingkah laku manusia dan motivasi dalam kacamata
psikologi saja.
B.
RUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan
masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah konsep tingkah laku manusia
dalam psikologi?
2. Bagaimanakah konsep motivasi dalam psikologi?
3. Bagaimanakah hubungan tingkah laku manusia
dan motivasi?
C.
TUJUAN
Tujuan pembahasan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui konsep tingkah laku manusia
dalam psikologi
2. Untuk mengetahui konsep motivasi dalam
psikologi
3. Untuk mengetahui hubungan antara tingkah laku
dan motivasi.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Tingkah Laku Dalam Psikologi
Tingkah laku adalah tindakan atau
aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas
antara lain: berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis,
membaca, dan sebagainya. Dengan kata lain tingkah laku adalah semua kegiatan
atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat
diamati oleh pihak luar
Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh
Notoatmodjo, merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang
terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi
melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme
tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus
– Organisme – Respon.
Menurut sudut pandangan humanisme,
setiap manusia mempunyai tingkah laku yang berbeda, sebab tingkah laku manusia
dipengaruhi oleh budaya, sikap,
emosi, nilai,
etika, autoriti, hubung baik,
hipnosis, pujukan, paksaan,
dan/atau genetik. Sikap merupakan
salah satu yang mempengaruhi adanya tingkah laku. Sikap adalah suatu ukuran
tingkat kesukaan seseorang terhadap perilaku tertentu. Selain sikap, norma sosial
atau adanya pengaruh tekanan social juga merupakan hal yang mempengaruhi
manusia berperilaku. Namun demikian manusia juga memiliki kontrol perilaku
pribadi yaitu kepercayaan seseorang mengenai sulit tidaknya melakukan suatu
perilaku.
Perilaku
manusia sangat ditentukan oleh kondisi lingkungan luar dan rekayasa atau
kondisioning terhadap manusia tersebut. Manusia adalah netral, baik atau buruk
dari perilakunya ditentukan oleh situasi dan perlakuan yang dialami oleh
manusia tersebut.. Terdapat empat asas perubahan perilaku yang berkaitan dengan
berubahnya perilaku tertentu menjadi perilaku baru. Asas-asas dalam teori
perilaku tersebut terangkum dalam hukum penguatan atau law of enforcement :
- Classical Conditioning
Suatu
rangsang akan menimbulkan pola reaksi tertentu apabila rangsang tersebut sering
diberikan bersamaan dengan rangsang lain yang secara alamiah menimbulkan pola
reaksi tersebut. Misalnya bel yang selalu dibunyikan mendahului pemberian makan
seekor anjing lama kelamaan akan menimbulkan air liur pada anjing itu sekalipun
tidak diberikan makanan. Hal ini terjadi karena adanya asosiasi antara kedua rangsang tersebut.
- Law of Effect
Perilaku
yang menimulkan akibat-akibat yang memuaskan akan cenderung diulang, sebaliknya
bila akibat-akiat yang menyakitkan akan cenderung dihentikan.
- Operant Conditioning
Suatu
pola perilaku akan menjadi mantap apabila dengan perilaku tersebut berhasil
diperoleh hal-hal yang dinginkan oleh pelaku (penguat positif), atau
mengakibatkan hilangnya hal-hal yang diinginkan (penguat negatif). Di lain
pihak suatu pola perilaku tertentu akan menghilang apabila perilaku tersebut
mengakibatkan hal-hal yang tak menyenangkan (hukuman), atau mangakibatkan
hilangnya hal-hal yang menyenangkan si pelaku (penghapusan).
- Modelling
Munculnya
perubahan perilaku terjadi karena proses dan penaladanan terhadap perilaku
orang lain yang disenangi (model)
B. Motivasi dalam Psikologi
Motivasi adalah kondisi-kondisi atau keadaan
yang mengaktifkan atau memberi dorongan kepada makhluk untuk bertingkah laku
mencapai tujuan yang ditimbulkan oleh motivasi tersebut. [1] Motivasi merupakan
pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang ke dalam bentuk suatu
aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Rangsangan motivasi berasal dari 2
hal, yaitu rangsangan dalam diri sendiri disebut motivasi instrinsik dan
motivasi yang berasal dari rangsangan oleh faktor dari luar individu disebut
Motivasi Ekstrinsik.
Penting
untuk membedakan motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Berbicara tentang
motivasi intrinsik adalah ketika manusia dimotivasi oleh aktivitas alamiah,
menguasai sesuatu yang baru dengan senang hati, atau konsekuensi alamiah dari
aktivitas tersebut. Contohnya orang yang membaca cerita nonfiksi yang tidak
berhubungan dengan pekerjaan mereka hanya karena tertarik dan untuk mendapatkan
pengetahuan baru merupakan suatu motivasi intrinsik. Demikian juga dengan orang
yang menyumbang pada kegiatan amal dan tidak memberitahukan namanya. Ia ingin
menyumbang tanpa diketahui oleh orang lain. Hal ini juga termasuk kepada
motivasi intrinsik.
Motivasi
intrinsik adalah melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri. Motivasi Intrinsik
ada dua, yakni :
1. Determinasi Diri dan
Pilihan Personal
Salah satu pandangan
tentang motivasi intrinsik menekankan pada determinasi diri. Dalam pandangan
ini manusia percaya bahwa mereka melakukan sesuatu karena kemauan sendiri bukan
karena kesuksesan atau imbalan eksternal. Para
periset menemukan bahwa motivasi internal dan minat internal dalam tugas
sekolah naik apabila murud punya pilihan dan peluang untuk mengambil
tanggungjawab personal atas pembelajaran mereka. Misalnya, dalam sebuah studi
murid sains di SMA yang diajak untuk mengorganisir sendiri eksperimen mereka,
akan lebih perhatian dan berminat terhadap praktik laboratorium ketimbang murid
yang diharuskan mengikuti instruksi dan aturan guru yang ketat. (Rainey 1965)
2. Pengalaman Optimal
Csikzentmihalyi
menggunakan istilah Flow untuk mendeskripsikan pengalaman optimal dalam
hidup. dia menemukan bahwa pengalaman optimal itu kebanyakan terjadi ketika
oramg merasa mampu menguasai dan berkonsentrasi penuh saat melakukan suatu aktivitas.
Dia mengatakan bahwa pengalaman optimal terjadi ketika individu terlibat dalam
tantangan yang mereka anggap tidak terlalu sulit tetapi juga tidak terlalu
mudah. Flow paling mungkin terjadi di area dimana manusia ditantang dan
menganggap mereka diri mereka punya keahlian yang tinggi. ketika keahlian
manusia tinggi, tetapi aktivitas yang dialaminya tidak menantang hasilnya
adalah kejemuan. ketika level tantangan dan keahlian adalah rendah hasilnya
adalah apati. dan ketika manusia menghadapi tugas sulit yang dirasa tidak bisa
mereka tangani, mereka merasa cemas.
Pujian
adalah salah satu hal yang dapat menaikkan motivasi seseorang khususnya anak.
pertanyaan nya adalah apakah pujian tersebut menaikkan motivasi intrinsik atau
justru menurunkan motivasi intrinsik.
Adapun
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi manusia yang diaktifkan oleh penghargaan
dari luar. Atau dengan kata lain melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu
yang lain. Contoh anak yang tidak suka tugas Matematika tetapi mengerjakan
tugas matematika karena aka nada hadiah jika jawabannya benar. Maka ia
termotivasi secara ekstrinsik. Ia melakukan tugas itu bukan karena tertarik
pada pelajaran tersebut tetapi karena ada hadiah yang ditawarkan. Sama halnya
dengan seseorang yang bekerja keras untuk jadi pegawai yang baik. Alasan
utamanya adalah ingin dikagumi rekan-rekannya bukan karena ketertarikannya pada
pekerjaan tersebut. Hal ini juga merupakan motivasi ekstrinsik.
Orang
yang termotivasi secara intrinsik cenderung bekerja lebih keras. merak lebih
menikmati pekerjaan mereka dan selalu tampil lebih kreatif daripada orang yang
dimotivasi secara ekstrinsik. motivasi intrinsik dibentuk oleh pengalaman
belajar kita. Contohnya anak dari keluarga yang menekankan bahwa belajar itu
menarik dan penting memiliki motivasi intrinsik untuk belajar di sekolah.
Fakta
menyatakan bahwa jika suatu perilaku jarang terjadi, dapat diasumsikan bahwa
motivasi intrinsic tersebut rendah. Maka motivasi ekstrinsik baik digunakan
dalam meningkatkan frekuensi terjadinya perilaku tersebut. Anak yang tidak suka
matematika akan lebih sering menegerjakannya jika diberi tambahan uang jajan
misalnya. Sementara itu jika individu tersebut sudah memiliki motivasi
intrinsic untuk melakukan sesuatu aktivitas, menambahkan motivasi ekstrinsik
justru dapat mengurangi motivasi intrinsiknya. Contohnya ada anak yang suka
menggambar di sebuah sekolah. Apabila ia diberi sertfikat atau hadiah setiap
kali ia menggambar dengan baik maka mereka akhirnya jarang menggambar
disbanding anak yang tidak diberi hadiah. Banyak studi yang menyatakan bahwa
kita harus berhati-hati untuk memberikan motivasi ekstrinsik yang tidak penting
karena bisa menurunkan motivasi intrinsik.
Beberapa
motivasi yang termasuk motivasi psikologis, yaitu:
- Motivasi Kepemilikan
Motivasi memilki
merupakan motivasi psikologis yang dipelajari manusia di tengah pertumbuhan
sosialnya. Ia belajar sejak masa kanak-kanak untuk menguasai dan memelihara
mainannya. Dalam fase pertumbuhan, berkembangan kecenderungan individu untuk
memilki. Mengenai motivasi kepemilikan, Al-Qur’an menengarai:
“Dijadikan indah pada
(pandangan) manusia kecintaan pada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita,
anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan,
binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia,
dan di sisi Allahlah tempat kembali yang baik (surga).” (Ali Imron: 14)
- Motivasi Berkompetisi
Berkompetisi
(berlomba-lomba) merupakan dorongan psikologis yang diperoleh dengan
mempelajari lingkungan dan kultur yang tumbuh didalamnya. Al-Qur’an
menganjurkan manusia agar berkompetisi dalam ketakwaan, amal saleh, berpegang
pada nilai-nilai dan prinsip kemanusiaan, dan mengikuti manhaj Ilahi dalam
hubungan dengan Sang Pencipta dan sesama manusia sehingga memperoleh ampunan
dan keridhaan Allah SWT. Dia berfirman:
Dan
Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa
yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian
terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa
yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan
meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat
diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah
menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak
menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat
kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu
diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu.
- Motivasi Kerja
Motivasi kerja dimiliki
oleh setiap manusia, tetapi ada sebagian orang yang lebih giat bekerja daripada
yang lain. Kebanyakan orang mau lebih keras bekerja jika tidak menemui hambatan
dalam merealisasikan apa yang diharapkan. Al-Qur’an menganjurkan kita bekerja,
yakni dalam untaian ayat-ayat berikut:
“Dan katakanlah,
“Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan
melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepadda (Allah) Yang
Mengetahui akan yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kau apa
yang telah kamu kerjakan.” (at-Taubah: 105)
Fungsi Motivasi
1. Pendorong orang untuk berbuat dalam mencapai tujuan,
maksudnya motif itu berfungsi sebagai penggerak atau sebagai motor yang
memberikan energi (kekuatan) kepada seseorang untuk melakukan tugas.
2. Penentu arah perbuatan yakni ke arah tujuan yang
hendak dicapai, maksudnya motivasi mencegah penyelewengan dari jalan yang harus
ditempuh untuk mencapai tujuan itu, makin jelas tujuan itu, makin jelas pula
terbentang jalan yang harus ditempuh.
3. Penseleksi perbuatan, yakni menentukan
perbuatan-perbuatan apa yang harus dijalankan dengan serasi guna mencapai
tujuan, sehingga perbuatan orang yang mempunyai motivasi senantiasa selektif
dan tetap terarah kepada tujuan yang ingin dicapai.
Berdasarkan arti dan fungsi motivasi tersebut dapat disimpulkan
bahwa motivasi itu bukan hanya berfungsi sebagai penentu terjadinya suatu
perbuatan tetapi juga merupakan penentu hasil perbuatan.
C. Hubungan antara
Tingkah Laku dan Motivasi
Tingkah
laku adalah segenap manifestasi hayati individu dalam berinteraksi dengan
lingkungan, mulai dari perilaku yang paling nampak sampai yang tidak tampak,
dari yang paling dirasakan sampai yang paling tidak dirasakan. Tingkah laku
manusia adalah sekumpulan perilaku yang dimiliki oleh manusia dan dipengaruhi
oleh adat, sikap, emosi, nilai, etika, kekuasaan, persuasi, dan/atau genetika.
Tingkah laku terjadi karena adanya
motivasi atau dorongan (drive) yang mengarahkan individu untuk bertindak sesuai
dengan kepentingan atau tujuan yang ingin dicapai. Karena tanpa dorongan tadi
tidak akan ada suatu kekuatan yang mengarahkan individu pada suatu mekanisme
timbulnya perilaku. Dorongan diaktifkan oleh adanya kebutuhan, dalam arti
kebutuhan membangkitkan dorongan, dan dorongan ini pada akhirnya mengaktifkan
atau memunculkan mekanisme perilaku.
Perilaku
muncul tidak semata-mata karena dorongan yang bermula dari kebutuhan individu
saja, tetapi juga karena adanya faktor belajar. Faktor dorongan ini
dikonsepsikan sebagai kumpulan energi yang dapat mengaktifkan tingkah laku atau
sebagai motivasional faktor, dimana timbulnya perilaku adalah fungsi dari tiga
hal yaitu: kekuatan dari dorongan yang ada pada individu; kebiasaan yang
didapat dari hasil belajar; serta interaksi antara keduanya.
Pandangan
dari psikologis, motivasi adalah kekuatan motorik yang membangkitkan aktivitas
kehidupan, menggerakkan tingkah laku, dan mengarahkan ke tujuan tertentu.
Motivasi melahirkan fungsi-fungsi penting dan strategis dalam realita
kehidupan. Motivasi memberi rangsangan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
primer yang penting bagi kehidupan. Motivasi juga mendorong individu melakukan
pekerjaan-pekerjaan penting dan berguna dalam kaitannya dengan lingkungan.
.Motivasi
berkaitan erat dengan tingkah laku. Motivasi merupakan suatu konstruk
yang dimulai dari adanya kebutuhan pada diri individu dalam bentuk energi aktif
yang menyebabkan timbulnya dorongan dengan intensitas tertentu yang berfungsi
mengaktifkan, memberi arah, dan membuat persisten (berulang-ulang) dari suatu tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan
yang menjadi penyebab timbulnya dorongan itu sendiri.
BAB III
PENUTUP
Tingkah
laku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung,
maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. Tingkah laku
manusia dipengaruhi oleh budaya, sikap,
emosi, nilai,
etika, autoriti, hubung baik,
hipnosis, pujukan, paksaan,
dan/atau genetik. Sedangkan motivasi
merupakan pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang ke dalam bentuk
suatu aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Rangsangan motivasi
berasal dari 2 hal, yaitu rangsangan dalam diri sendiri disebut motivasi
instrinsik dan motivasi yang berasal dari rangsangan oleh faktor dari luar
individu disebut Motivasi Ekstrinsik. Motivasi bukan hanya berfungsi sebagai penentu
terjadinya suatu perbuatan tetapi juga merupakan penentu hasil perbuatan.
Motivasi
berkaitan erat dengan tingkah laku. Motivasi merupakan suatu konstruk
yang dimulai dari adanya kebutuhan pada diri individu dalam bentuk energi aktif
yang menyebabkan timbulnya dorongan dengan intensitas tertentu yang berfungsi
mengaktifkan, memberi arah, dan membuat persisten (berulang-ulang) dari suatu tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan
yang menjadi penyebab timbulnya dorongan itu sendiri
DAFTAR PUSTAKA
Notoatmodjo, Soekidjo, & Sarwono, Solita.
1985. Pengantar Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta:
Badan Penerbit Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
http://ajengkusumawardany.blogspot.com/2012/12/motivasi-menurut-psikologi.html,
diakses tanggal 10 Desember 2013
http://dianhusadanuruleka.blogspot.com/p/konsep-perilaku-manusia.html, diakses tanggal 10 Desember 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar