Kamis, 15 Desember 2016

TINGKAH LAKU MANUSIA DAN MOTIVASI DALAM PSIKOLOGI




TINGKAH LAKU MANUSIA DAN MOTIVASI
DALAM PSIKOLOGI



BAB I
PENDAHULUAN


A.    LATAR BELAKANG
Para pakar psikologi modern tidak memberikan perhatian pada studi-studi deminsi spiritual manusia dan kebutuhan-kebutuhan pokok tingkat itnggi. Padahal kebutuhan ini mempunyai kedudukan terpenting dan tertinggi, yang melebihkan manusia dari seluruh ciptaan Allah yang lain. Komitmen para ilmuwan psikologi modern terhadap penerapan metode ilmiah dalam studi manusia, mendorong mereka membatasi objek penelitiannya pada studi dimensi-dimensi tingkah laku manusia yang tunduk pada penelitian objektif dan eksperimentasi. Sehingga mereka menjauhi penelitian dimensi tingkah laku manusia yang berhubungan dengan masalah spiritual.
Sesungguhnya kebutuhan-kebutuhan spiritual merupakan asas. Jadi, psikologi modern juga harus memperhatikan nilai spiritual, berusaha mendalami, menanamkan dan menyusun dasar-dasar moralitas manusia, karena parameter moral terfokus pada sifat-sifat dasar dalam diri manusia.
2:155Al-Quran menunjukkan motivasi-motivasi terpenting yaitu: motivasi menjaga diri dan motivasi menjaga kelangsungan jenis. Allah SWT menyebutkan pada sebagian ayat Al-Quran tentang motivasi-motivasi fisiologis terpenting yang berfungsi menjaga individu dan kelangsungan hidupnya. Misalnya kebutuhan perut dan rasa takut dalam kehidupan, Allah berfirman:
 
“Dan sungguh Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (al- Baqarah: 155)
Allah menciptakan motivasi-motivasi dasar yang merangsang manusia menjaga diri. Misalnya rasa keibuan. Dalam penciptaan kaum perempuan, Allah menganugerahi motivasi dasar untuk melakukan misi penting, yaitu melahirkan anak-anak. Al-Qur’an menggambarkan betapa beratnya seorang ibu mengandung dan merawat anaknya hingga besar. Kitab suci terakhir ini juga menunjukkan ciri-ciri perasaan dan kecintaan ibu terhadap anak-anaknya. Allah SWT berfirman:
 
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kapada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (Luqman:14)
Tingkah laku manusia dan motivasi dipelajari dalam berbagai disiplin keilmuan seperti ilmu psikologi, sosiologi, ekonomi, antropologi dan kedokteran, namun dalam makalah ini hanya akan membahas tingkah laku manusia dan motivasi dalam kacamata psikologi saja.

B.     RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Bagaimanakah konsep tingkah laku manusia dalam psikologi?
2.      Bagaimanakah konsep motivasi dalam psikologi?
3.      Bagaimanakah hubungan tingkah laku manusia dan motivasi?

C.    TUJUAN
Tujuan pembahasan makalah ini adalah:
1.      Untuk mengetahui konsep tingkah laku manusia dalam psikologi
2.      Untuk mengetahui konsep motivasi dalam psikologi
3.      Untuk mengetahui hubungan antara tingkah laku dan motivasi.




BAB II
PEMBAHASAN


A.    Tingkah Laku Dalam Psikologi
Tingkah laku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain: berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dengan kata lain tingkah laku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar
Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo, merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus – Organisme – Respon.
Menurut sudut pandangan humanisme, setiap manusia mempunyai tingkah laku yang berbeda, sebab tingkah laku manusia dipengaruhi oleh budaya, sikap, emosi, nilai, etika, autoriti, hubung baik, hipnosis, pujukan, paksaan, dan/atau genetik. Sikap merupakan salah satu yang mempengaruhi adanya tingkah laku. Sikap adalah suatu ukuran tingkat kesukaan seseorang terhadap perilaku tertentu. Selain sikap, norma sosial atau adanya pengaruh tekanan social juga merupakan hal yang mempengaruhi manusia berperilaku. Namun demikian manusia juga memiliki kontrol perilaku pribadi yaitu kepercayaan seseorang mengenai sulit tidaknya melakukan suatu perilaku.
Perilaku manusia sangat ditentukan oleh kondisi lingkungan luar dan rekayasa atau kondisioning terhadap manusia tersebut. Manusia adalah netral, baik atau buruk dari perilakunya ditentukan oleh situasi dan perlakuan yang dialami oleh manusia tersebut.. Terdapat empat asas perubahan perilaku yang berkaitan dengan berubahnya perilaku tertentu menjadi perilaku baru. Asas-asas dalam teori perilaku tersebut terangkum dalam hukum penguatan atau law of enforcement :
  1. Classical Conditioning
Suatu rangsang akan menimbulkan pola reaksi tertentu apabila rangsang tersebut sering diberikan bersamaan dengan rangsang lain yang secara alamiah menimbulkan pola reaksi tersebut. Misalnya bel yang selalu dibunyikan mendahului pemberian makan seekor anjing lama kelamaan akan menimbulkan air liur pada anjing itu sekalipun tidak diberikan makanan. Hal ini terjadi karena adanya asosiasi antara kedua rangsang tersebut.
  1. Law of Effect
Perilaku yang menimulkan akibat-akibat yang memuaskan akan cenderung diulang, sebaliknya bila akibat-akiat yang menyakitkan akan cenderung dihentikan.
  1. Operant Conditioning
Suatu pola perilaku akan menjadi mantap apabila dengan perilaku tersebut berhasil diperoleh hal-hal yang dinginkan oleh pelaku (penguat positif), atau mengakibatkan hilangnya hal-hal yang diinginkan (penguat negatif). Di lain pihak suatu pola perilaku tertentu akan menghilang apabila perilaku tersebut mengakibatkan hal-hal yang tak menyenangkan (hukuman), atau mangakibatkan hilangnya hal-hal yang menyenangkan si pelaku (penghapusan).
  1. Modelling
Munculnya perubahan perilaku terjadi karena proses dan penaladanan terhadap perilaku orang lain yang disenangi (model)

B.  Motivasi dalam Psikologi
Motivasi adalah kondisi-kondisi atau keadaan yang mengaktifkan atau memberi dorongan kepada makhluk untuk bertingkah laku mencapai tujuan yang ditimbulkan oleh motivasi tersebut. [1] Motivasi merupakan pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang ke dalam bentuk suatu aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Rangsangan motivasi berasal dari 2 hal, yaitu rangsangan dalam diri sendiri disebut motivasi instrinsik dan motivasi yang berasal dari rangsangan oleh faktor dari luar individu disebut Motivasi Ekstrinsik.
Penting untuk membedakan motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Berbicara tentang motivasi intrinsik adalah ketika manusia dimotivasi oleh aktivitas alamiah, menguasai sesuatu yang baru dengan senang hati, atau konsekuensi alamiah dari aktivitas tersebut. Contohnya orang yang membaca cerita nonfiksi yang tidak berhubungan dengan pekerjaan mereka hanya karena tertarik dan untuk mendapatkan pengetahuan baru merupakan suatu motivasi intrinsik. Demikian juga dengan orang yang menyumbang pada kegiatan amal dan tidak memberitahukan namanya. Ia ingin menyumbang tanpa diketahui oleh orang lain. Hal ini juga termasuk kepada motivasi intrinsik.
Motivasi intrinsik adalah melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri. Motivasi Intrinsik ada dua, yakni :
1.   Determinasi Diri dan Pilihan Personal
Salah satu pandangan tentang motivasi intrinsik menekankan pada determinasi diri. Dalam pandangan ini manusia percaya bahwa mereka melakukan sesuatu karena kemauan sendiri bukan karena kesuksesan atau imbalan eksternal. Para periset menemukan bahwa motivasi internal dan minat internal dalam tugas sekolah naik apabila murud punya pilihan dan peluang untuk mengambil tanggungjawab personal atas pembelajaran mereka. Misalnya, dalam sebuah studi murid sains di SMA yang diajak untuk mengorganisir sendiri eksperimen mereka, akan lebih perhatian dan berminat terhadap praktik laboratorium ketimbang murid yang diharuskan mengikuti instruksi dan aturan guru yang ketat. (Rainey 1965)
2.   Pengalaman Optimal
Csikzentmihalyi menggunakan istilah Flow untuk mendeskripsikan pengalaman optimal dalam hidup. dia menemukan bahwa pengalaman optimal itu kebanyakan terjadi ketika oramg merasa mampu menguasai dan berkonsentrasi penuh saat melakukan suatu aktivitas. Dia mengatakan bahwa pengalaman optimal terjadi ketika individu terlibat dalam tantangan yang mereka anggap tidak terlalu sulit tetapi juga tidak terlalu mudah. Flow paling mungkin terjadi di area dimana manusia ditantang dan menganggap mereka diri mereka punya keahlian yang tinggi. ketika keahlian manusia tinggi, tetapi aktivitas yang dialaminya tidak menantang hasilnya adalah kejemuan. ketika level tantangan dan keahlian adalah rendah hasilnya adalah apati. dan ketika manusia menghadapi tugas sulit yang dirasa tidak bisa mereka tangani, mereka merasa cemas.
Pujian adalah salah satu hal yang dapat menaikkan motivasi seseorang khususnya anak. pertanyaan nya adalah apakah pujian tersebut menaikkan motivasi intrinsik atau justru menurunkan motivasi intrinsik.
Adapun Motivasi ekstrinsik adalah motivasi manusia yang diaktifkan oleh penghargaan dari luar. Atau dengan kata lain melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain. Contoh anak yang tidak suka tugas Matematika tetapi mengerjakan tugas matematika karena aka nada hadiah jika jawabannya benar. Maka ia termotivasi secara ekstrinsik. Ia melakukan tugas itu bukan karena tertarik pada pelajaran tersebut tetapi karena ada hadiah yang ditawarkan. Sama halnya dengan seseorang yang bekerja keras untuk jadi pegawai yang baik. Alasan utamanya adalah ingin dikagumi rekan-rekannya bukan karena ketertarikannya pada pekerjaan tersebut. Hal ini juga merupakan motivasi ekstrinsik.
Orang yang termotivasi secara intrinsik cenderung bekerja lebih keras. merak lebih menikmati pekerjaan mereka dan selalu tampil lebih kreatif daripada orang yang dimotivasi secara ekstrinsik. motivasi intrinsik dibentuk oleh pengalaman belajar kita. Contohnya anak dari keluarga yang menekankan bahwa belajar itu menarik dan penting memiliki motivasi intrinsik untuk belajar di sekolah.
Fakta menyatakan bahwa jika suatu perilaku jarang terjadi, dapat diasumsikan bahwa motivasi intrinsic tersebut rendah. Maka motivasi ekstrinsik baik digunakan dalam meningkatkan frekuensi terjadinya perilaku tersebut. Anak yang tidak suka matematika akan lebih sering menegerjakannya jika diberi tambahan uang jajan misalnya. Sementara itu jika individu tersebut sudah memiliki motivasi intrinsic untuk melakukan sesuatu aktivitas, menambahkan motivasi ekstrinsik justru dapat mengurangi motivasi intrinsiknya. Contohnya ada anak yang suka menggambar di sebuah sekolah. Apabila ia diberi sertfikat atau hadiah setiap kali ia menggambar dengan baik maka  mereka akhirnya jarang menggambar disbanding anak yang tidak diberi hadiah. Banyak studi yang menyatakan bahwa kita harus berhati-hati untuk memberikan motivasi ekstrinsik yang tidak penting karena bisa menurunkan motivasi intrinsik.
Beberapa motivasi yang termasuk motivasi psikologis, yaitu:
  • Motivasi Kepemilikan
Motivasi memilki merupakan motivasi psikologis yang dipelajari manusia di tengah pertumbuhan sosialnya. Ia belajar sejak masa kanak-kanak untuk menguasai dan memelihara mainannya. Dalam fase pertumbuhan, berkembangan kecenderungan individu untuk memilki. Mengenai motivasi kepemilikan, Al-Qur’an menengarai:

 

 
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan pada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allahlah tempat kembali yang baik (surga).” (Ali Imron: 14)

  • Motivasi Berkompetisi
Berkompetisi (berlomba-lomba) merupakan dorongan psikologis yang diperoleh dengan mempelajari lingkungan dan kultur yang tumbuh didalamnya. Al-Qur’an menganjurkan manusia agar berkompetisi dalam ketakwaan, amal saleh, berpegang pada nilai-nilai dan prinsip kemanusiaan, dan mengikuti manhaj Ilahi dalam hubungan dengan Sang Pencipta dan sesama manusia sehingga memperoleh ampunan dan keridhaan Allah SWT. Dia berfirman:


Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu.


  • Motivasi Kerja
Motivasi kerja dimiliki oleh setiap manusia, tetapi ada sebagian orang yang lebih giat bekerja daripada yang lain. Kebanyakan orang mau lebih keras bekerja jika tidak menemui hambatan dalam merealisasikan apa yang diharapkan. Al-Qur’an menganjurkan kita bekerja, yakni dalam untaian ayat-ayat berikut:



 “Dan katakanlah, “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepadda (Allah) Yang Mengetahui akan yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kau apa yang telah kamu kerjakan.” (at-Taubah: 105)

Fungsi Motivasi
1.  Pendorong orang untuk berbuat dalam mencapai tujuan, maksudnya motif itu berfungsi sebagai penggerak atau sebagai motor yang memberikan energi (kekuatan) kepada seseorang untuk melakukan tugas.
2.  Penentu arah perbuatan yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai, maksudnya motivasi mencegah penyelewengan dari jalan yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan itu, makin jelas tujuan itu, makin jelas pula terbentang jalan yang harus ditempuh.
3.   Penseleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dijalankan dengan serasi guna mencapai tujuan, sehingga perbuatan orang yang mempunyai motivasi senantiasa selektif dan tetap terarah kepada tujuan yang ingin dicapai.
Berdasarkan arti dan fungsi motivasi tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi itu bukan hanya berfungsi sebagai penentu terjadinya suatu perbuatan tetapi juga merupakan penentu hasil perbuatan.

C. Hubungan antara Tingkah Laku dan Motivasi
Tingkah laku adalah segenap manifestasi hayati individu dalam berinteraksi dengan lingkungan, mulai dari perilaku yang paling nampak sampai yang tidak tampak, dari yang paling dirasakan sampai yang paling tidak dirasakan. Tingkah laku manusia adalah sekumpulan perilaku yang dimiliki oleh manusia dan dipengaruhi oleh adat, sikap, emosi, nilai, etika, kekuasaan, persuasi, dan/atau genetika.
Tingkah laku terjadi karena adanya motivasi atau dorongan (drive) yang mengarahkan individu untuk bertindak sesuai dengan kepentingan atau tujuan yang ingin dicapai. Karena tanpa dorongan tadi tidak akan ada suatu kekuatan yang mengarahkan individu pada suatu mekanisme timbulnya perilaku. Dorongan diaktifkan oleh adanya kebutuhan, dalam arti kebutuhan membangkitkan dorongan, dan dorongan ini pada akhirnya mengaktifkan atau memunculkan mekanisme perilaku.
Perilaku muncul tidak semata-mata karena dorongan yang bermula dari kebutuhan individu saja, tetapi juga karena adanya faktor belajar. Faktor dorongan ini dikonsepsikan sebagai kumpulan energi yang dapat mengaktifkan tingkah laku atau sebagai motivasional faktor, dimana timbulnya perilaku adalah fungsi dari tiga hal yaitu: kekuatan dari dorongan yang ada pada individu; kebiasaan yang didapat dari hasil belajar; serta interaksi antara keduanya.
Pandangan dari psikologis, motivasi adalah kekuatan motorik yang membangkitkan aktivitas kehidupan, menggerakkan tingkah laku, dan mengarahkan ke tujuan tertentu. Motivasi melahirkan fungsi-fungsi penting dan strategis dalam realita kehidupan. Motivasi memberi rangsangan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan primer yang penting bagi kehidupan. Motivasi juga mendorong individu melakukan pekerjaan-pekerjaan penting dan berguna dalam kaitannya dengan lingkungan.
.Motivasi berkaitan erat dengan tingkah laku. Motivasi merupakan suatu konstruk yang dimulai dari adanya kebutuhan pada diri individu dalam bentuk energi aktif yang menyebabkan timbulnya dorongan dengan intensitas tertentu yang berfungsi mengaktifkan, memberi arah, dan membuat persisten (berulang-ulang) dari suatu tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan yang menjadi penyebab timbulnya dorongan itu sendiri.

 



BAB III
PENUTUP

Tingkah laku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. Tingkah laku manusia dipengaruhi oleh budaya, sikap, emosi, nilai, etika, autoriti, hubung baik, hipnosis, pujukan, paksaan, dan/atau genetik. Sedangkan motivasi merupakan pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang ke dalam bentuk suatu aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Rangsangan motivasi berasal dari 2 hal, yaitu rangsangan dalam diri sendiri disebut motivasi instrinsik dan motivasi yang berasal dari rangsangan oleh faktor dari luar individu disebut Motivasi Ekstrinsik. Motivasi  bukan hanya berfungsi sebagai penentu terjadinya suatu perbuatan tetapi juga merupakan penentu hasil perbuatan.
Motivasi berkaitan erat dengan tingkah laku. Motivasi merupakan suatu konstruk yang dimulai dari adanya kebutuhan pada diri individu dalam bentuk energi aktif yang menyebabkan timbulnya dorongan dengan intensitas tertentu yang berfungsi mengaktifkan, memberi arah, dan membuat persisten (berulang-ulang) dari suatu tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan yang menjadi penyebab timbulnya dorongan itu sendiri

 


DAFTAR PUSTAKA

Notoatmodjo, Soekidjo, & Sarwono, Solita. 1985. Pengantar Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Badan Penerbit Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.


[1]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar