Kamis, 15 Desember 2016

TEORI TINDAKAN BERALASAN



TEORI TINDAKAN BERALASAN

 
BAB  I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk sosial yang unik. Setiap manusia pasti memiliki perbedaan dengan manusia lainnya. Salah satu perbedaan yang dapat dilihat adalah dari tindakan yang dilakukannya. Manusia selalu melakukan berbagai tindakan setiap harinya. Tindakan yang dilakukannya tersebut bisa berupa tindakan baik ataupun buruk, disadari atau tidak perbuatan yang dilakukan manusi merupakan yindakan sosial.  Setiap tindakan pasti memiliki latar belakang dibaliknya dan memiliki tujuan serta dampak bagi individu yang melakukannya. Tanpa adanya latar belakang atau niat dibalik tindakan tersebut maka kemungkinan kecil tindakan itu dilakukan. Misalnya, seorang mahasiswa berbelanja di tempat perbelanjaan. Tindakan tersebut terjadi berdasarkan niat yang telah dipikirkan sebelumnya.

B. Rumusan masalah
  1. Apa yang dinamakan tindakan sosial   ?
  2. Apa yang melatar belakangi  lahirnya teori tindakan beralasan ?

BAB II
PEMBAHASAN


1.      Definisi dari tindakan sosial
Tindakan sosial adalah tindakan individu yang diarahkan pada orang lain dan memiliki arti, baik bagi diri si pelaku maupun bagi orang lain.
Dalam tindakan sosial mengandung tiga konsep, yaitu tindakan, tujuan dan pemahaman. Ciri-ciri dari tindakan sosial adalah tindakan memiliki makna subjektif, tindakan nyata yang bersifat membatin dan bersifat subjektif, tindakan berpengaruh positif, tindakan diarahkan pada orang lain dan tindakan merupakan respons terhadap tindakan orang lain.
Berdasarkan tingkat pemahamannya, terdapat rasionalitas instrumen, rasionalitas berorientasi nilai dan tindakan afektif serta tindakan tradisional.

2.  Definisi dari teori tindakan beralasan
Beberapa peneliti pada akhir tahun 1960 yaitu Martin Fishbein dan Icek Ajzan mengembangkan suatu teori berdasarkan pada perilaku atau tindakan yang dilakukan manusia tersebut. Teori tersebut yaitu Teori tindakan beralasan atau theory of reasoned action.  Dalam teori ini Martin Fishbein dan Icek Ajzan mengatakan bahwa tindakan atau perilaku yang dilakukan oleh setiap individu dilatarbelakangi oleh suatu niat atau keinginan. Niat tersebut dianggap sebagai keinginan baik dalam diri sendiri ataupun dari luar diri untuk melakukan sesuatu.
Teori tindakan beralasan lahir karena pada saat itu penelitian-penelitian mengenai teori perilaku kurang berhasil.  Teori ini merupakan perbaikan dari teori yang ada sebelumnya yaitu Information Integration Theory.  Ada dua hal penting yang menjadi tambahan pada teori sebelumnya yaitu menambahkan elemen pada proses persuatif berupa tujuan perilaku atau tindakan. Maksudnya, teori tindakan beralasan ini tidak hanya memprediksi sebuah perilaku seperti yang ada pada teori sebelumnya tapi teori tindakan beralasan ini dapat melihat bahwa ada faktor yang mempengaruhi atau membatasi perilaku tersebut.  Misalnya ketika seseorang ingin memakan es krim, tapi disaat yang bersamaan orang tersebut sedang terserang flu, maka kondisi yang dialami tersebut membatasi perilaku orang itu sehingga tidak dapat memakan es krim.
Tambahan selanjutnya yaitu teori tindakan beralasan menggunakan dua elemen berupa sikap dan norma. Sebesar apapun keinginan kita untuk melakukan sebuah tindakan maka perlu dipastikan bahwa tindakan tersebut tidak melanggar norma yang ada. Norma merupakan aturan yang dibentuk yang disepakati oleh berbagai pihak dan bertujuan untuk menciptakan keteraturan. Elemen norma menjadi sangat penting karena setiap tindakan akan beracu pada norma yang ada dan berdampak bukan hanya pada pelaku tindakan tapi juga orang disekelilingnya. Sehingga norma secara tidak sadar akan mempengaruhi perilaku tiap individu. Contohnya pada saat berada di dalam kereta ada tempat duduk kosong yang hendak dituju oleh individu tapi disaat bersamaan ada seorang kakek yang lebih membutuhkan tempat duduk tersebut maka norma membuat individu tersebut rela mengalah dan memberikan tempat duduk tersebut pada kakek itu.
Selain penambahan elemen pada teori tindakan beralasan . Ada asumsi mengenai teori tindakan beralasan ini yaitu individu berperilaku dengan cara yang sadar dan individu mempertimbangkan informasi yang tersedia serta secara eksplisit dan implisit individu tersebut mempertimbangkan dampak dari perilaku yang akan dilakukan. Teori ini secara tidak langsung menyebutkan bahwa perilaku pada umumnya mengikuti niat dan tidak mungkin terjadi tanpa adanya niat. Niat tersebut dipengaruhi oleh sikap terhadap suatu perilaku. Selain itu, teori ini menjelaskan sifat normatif yang mungkin dimiliki individu. Teori ini menghubungan keyakinan, sikap, dan perilaku.
Seperti yang ada pada Information Integration Theory, factor  sikap sendiri terbagi menjadi dua komponen. Menurut, Fishbein dan Ajzen kedua komponen tersebut adalah  evaluasi dan kekuatan dari kepercayaan akan segala sesuatu. Komponen yang kedua, adalah kekuatan dari kepercayaan seseorang begitu mempengaruhi niat dari perilaku, norma (secara subjektif) yang berlaku, norma subyektif adala persefsi atau pandangan individu terhadap tekanan sosial atau kepercayaan individu lain yang dapat mempengaruhi niat untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku tersebut. Norma subyektif terbagi menjadi dua komponen lagi yaitu  keyakinan normatif (memikirkan apa yang di inginkan oleh individu lain terhadap  diri individu lain sebagai bagian dari masyarakat atau  kelompok tertentu) dan motivasi untuk patuh (seberapa penting diri individu untuk menuruti atau  mematuhi apa yang individu lain harapkan terhadap diri dan perilakunya).
Norma subyektif tanpa disadari dapat mempengaruhi diri individu atau bahkan dengan penggunaan norma, seorang individu dapat mempengaruhi individu lainnya. Sehingga ada beberapa pilihan yang membuat seorang individu dapat mempengaruhi individu lainnya, seperti tujuan persuatif dapat didorong dengan memperkuuat keyakinan terhadap sikap, memperkuat evaluasi terhadap sikap,kekuatan lain  yang berlawanan dengan tujuan persuatif diperlemah, , membentuk sikap baru dengan kekuatan keyakinan dan evaluasi yang dapat mendukung tujuan persuasif, dan sebagainya.
Ada tiga kondisi yang membatasi pada penggunaan sikap dan norma untuk memprediksi suatu latar belakang atau niat individu, dan penggunaan niat perilaku untuk memprediksi kinerja perilaku itu tersebut, diantaranya :
1.      Tujuan dengan Perilaku: Terjadi perbedaan terhadap tujuan awal dengan perilaku karena adanya pengaruh-pengaruh lain. Walaupun dengan hasil sama tapi dengan perilaku yang berbeda. Misalnya ingin menjadi orang kaya dengan berusaha tapi malah merampok bank.
2.      Pilihan alternatif: kehadiran pilihan  atau alternatif bisa mengubah proses susunan dari tujuan individu akan segala sesuatu secara dramatis dan signifikan.
3.      Tujuan dan Perkiraan: kondisi dimana adanya perkiraan akan resiko yang terjadi jika perilaku tersebut dilakukan walaupun sesuai dengan keinginan individu tersebut.
      Karena adanya batasan-batsan terhadap prediksi dari perilaku individu, teori ini mendapat penambahan atau perbaikan. Perbaikantersebut dibuat untuk menunjukkan pada suatu waktu tertentu ketika seorang individu memiliki tujuan ataupun niat untuk melakukan sebuah perilaku, tetapi perilaku yang ingin dilakukan pada awalnya  menjadi berbeda dan terpengaruh oleh hal lain karena orang yang melakukan perilaku tersebut kurang memiliki rasa percaya diri atau kontrol terhadap perilakunya sendiri.
      Dari uraiann diatas, dapat  dilihat bahwa setiap manusia atau individu pasti memiliki niat atau tujuan sebelum melakukan tindakan. Hal ini berkaitan dengan akal yang dimiliki oleh manusia. Karena manusia selalu memikirkan apa yang akan terjadi atau dampak dari perilaku yang dilakukannya tersebut dan manusia selalu memikirkan persefsi masyarakt terhadap perilaku yang kan dilakukan tersebut. Begitu pun jika teori ini dikaitkan dengan penggunaan teknologi. Teknologi yang ada saat ini memang menjadi suatu hal yang baik tapi jika niat atau tujuan manusia tersebut tidak baik karena adanya pengaruh-pengaruh dari faktor lain maka kemajuan teknologi ini menjadi hal buruk unutk kedepannya.
      Karena kembali lagi, yang dapat menentukan buruk atau tidaknya perilaku bukan hanya manusia itu sendiri tapi juga ada norma-norma yang berlaku dimasyarakat yang akan memperngaruhi penilaian terhadap norma tersebut dan yang menentukan suatu hal memiliki keburukan atau kebaikan tergantung dari tujuan dan niat pada awalnya.



 BAB   III
PENUTUP

Kesimpulan

Tindakan sosial adalah tindakan individu yang diarahkan pada orang lain dan memiliki arti, baik bagi diri si pelaku maupun bagi orang lain.
Dalam tindakan sosial mengandung tiga konsep, yaitu tindakan, tujuan dan pemahaman. Ciri-ciri dari tindakan sosial adalah tindakan memiliki makna subjektif, tindakan nyata yang bersifat membatin dan bersifat subjektif, tindakan berpengaruh positif, tindakan diarahkan pada orang lain dan tindakan merupakan respons terhadap tindakan orang lain.
Teori tindakan beralasan lahir karena pada saat itu penelitian-penelitian mengenai teori perilaku kurang berhasil. 
Teori ini merupakan perbaikan dari teori yang ada sebelumnya yaitu Information Integration Theory.  
Ada dua hal penting yang menjadi tambahan pada teori sebelumnya yaitu menambahkan elemen pada proses persuatif berupa tujuan perilaku atau tindakan. Maksudnya, teori tindakan beralasan ini tidak hanya memprediksi sebuah perilaku seperti yang ada pada teori sebelumnya tapi teori tindakan beralasan ini dapat melihat bahwa ada faktor yang mempengaruhi atau membatasi perilaku tersebut.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar