TEORI
TINDAKAN BERALASAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk sosial
yang unik. Setiap manusia pasti memiliki perbedaan dengan manusia lainnya.
Salah satu perbedaan yang dapat dilihat adalah dari tindakan yang dilakukannya.
Manusia selalu melakukan berbagai tindakan setiap harinya. Tindakan yang
dilakukannya tersebut bisa berupa tindakan baik ataupun buruk, disadari atau
tidak perbuatan yang dilakukan manusi merupakan yindakan sosial. Setiap tindakan pasti memiliki latar belakang
dibaliknya dan memiliki tujuan serta dampak bagi individu yang melakukannya.
Tanpa adanya latar belakang atau niat dibalik tindakan tersebut maka
kemungkinan kecil tindakan itu dilakukan. Misalnya, seorang mahasiswa
berbelanja di tempat perbelanjaan. Tindakan tersebut terjadi berdasarkan niat
yang telah dipikirkan sebelumnya.
B. Rumusan masalah
- Apa yang dinamakan tindakan sosial ?
- Apa yang melatar belakangi lahirnya teori tindakan beralasan ?
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Definisi dari tindakan sosial
Tindakan
sosial adalah tindakan individu yang diarahkan pada orang lain dan memiliki
arti, baik bagi diri si pelaku maupun bagi orang lain.
Dalam
tindakan sosial mengandung tiga konsep, yaitu tindakan, tujuan dan pemahaman.
Ciri-ciri dari tindakan sosial adalah tindakan memiliki makna subjektif,
tindakan nyata yang bersifat membatin dan bersifat subjektif, tindakan
berpengaruh positif, tindakan diarahkan pada orang lain dan tindakan merupakan
respons terhadap tindakan orang lain.
Berdasarkan
tingkat pemahamannya, terdapat rasionalitas instrumen, rasionalitas
berorientasi nilai dan tindakan afektif serta tindakan tradisional.
2. Definisi dari teori
tindakan beralasan
Beberapa peneliti pada akhir tahun 1960 yaitu Martin
Fishbein dan Icek Ajzan mengembangkan suatu teori berdasarkan pada perilaku
atau tindakan yang dilakukan manusia tersebut. Teori tersebut yaitu Teori
tindakan beralasan atau theory of
reasoned action. Dalam teori
ini Martin Fishbein dan Icek Ajzan mengatakan bahwa tindakan atau perilaku yang
dilakukan oleh setiap individu dilatarbelakangi oleh suatu niat atau keinginan.
Niat tersebut dianggap sebagai keinginan baik dalam diri sendiri ataupun dari
luar diri untuk melakukan sesuatu.
Teori tindakan beralasan lahir karena pada saat itu
penelitian-penelitian mengenai teori perilaku kurang berhasil. Teori ini merupakan perbaikan dari teori yang
ada sebelumnya yaitu Information
Integration Theory. Ada dua hal penting yang
menjadi tambahan pada teori sebelumnya yaitu menambahkan elemen pada proses
persuatif berupa tujuan perilaku atau tindakan. Maksudnya, teori tindakan
beralasan ini tidak hanya memprediksi sebuah perilaku seperti yang ada pada
teori sebelumnya tapi teori tindakan beralasan ini dapat melihat bahwa ada
faktor yang mempengaruhi atau membatasi perilaku tersebut. Misalnya ketika seseorang ingin memakan es
krim, tapi disaat yang bersamaan orang tersebut sedang terserang flu, maka
kondisi yang dialami tersebut membatasi perilaku orang itu sehingga tidak dapat
memakan es krim.
Tambahan selanjutnya yaitu teori tindakan beralasan
menggunakan dua elemen berupa sikap dan norma. Sebesar apapun keinginan kita
untuk melakukan sebuah tindakan maka perlu dipastikan bahwa tindakan tersebut
tidak melanggar norma yang ada. Norma merupakan aturan yang dibentuk yang
disepakati oleh berbagai pihak dan bertujuan untuk menciptakan keteraturan.
Elemen norma menjadi sangat penting karena setiap tindakan akan beracu pada
norma yang ada dan berdampak bukan hanya pada pelaku tindakan tapi juga orang
disekelilingnya. Sehingga norma secara tidak sadar akan mempengaruhi perilaku
tiap individu. Contohnya pada saat berada di dalam kereta ada tempat duduk
kosong yang hendak dituju oleh individu tapi disaat bersamaan ada seorang kakek
yang lebih membutuhkan tempat duduk tersebut maka norma membuat individu
tersebut rela mengalah dan memberikan tempat duduk tersebut pada kakek itu.
Selain penambahan elemen pada teori tindakan beralasan . Ada asumsi mengenai teori
tindakan beralasan ini yaitu individu berperilaku dengan cara yang sadar dan
individu mempertimbangkan informasi yang tersedia serta secara eksplisit dan
implisit individu tersebut mempertimbangkan dampak dari perilaku yang akan
dilakukan. Teori ini secara tidak langsung menyebutkan bahwa perilaku pada
umumnya mengikuti niat dan tidak mungkin terjadi tanpa adanya niat. Niat
tersebut dipengaruhi oleh sikap terhadap suatu perilaku. Selain itu, teori ini
menjelaskan sifat normatif yang mungkin dimiliki individu. Teori ini
menghubungan keyakinan, sikap, dan perilaku.
Seperti
yang ada pada Information
Integration Theory, factor sikap sendiri terbagi menjadi dua komponen.
Menurut, Fishbein dan Ajzen kedua komponen tersebut adalah evaluasi dan kekuatan dari kepercayaan akan
segala sesuatu. Komponen yang kedua, adalah kekuatan dari kepercayaan seseorang
begitu mempengaruhi niat dari perilaku, norma (secara subjektif) yang berlaku,
norma subyektif adala persefsi atau pandangan individu terhadap tekanan sosial
atau kepercayaan individu lain yang dapat mempengaruhi niat untuk melakukan
atau tidak melakukan perilaku tersebut. Norma subyektif terbagi menjadi dua
komponen lagi yaitu keyakinan normatif
(memikirkan apa yang di inginkan oleh individu lain terhadap diri individu lain sebagai bagian dari
masyarakat atau kelompok tertentu) dan
motivasi untuk patuh (seberapa penting diri individu untuk menuruti atau mematuhi apa yang individu lain harapkan
terhadap diri dan perilakunya).
Norma
subyektif tanpa disadari dapat mempengaruhi diri individu atau bahkan dengan
penggunaan norma, seorang individu dapat mempengaruhi individu lainnya.
Sehingga ada beberapa pilihan yang membuat seorang individu dapat mempengaruhi
individu lainnya, seperti tujuan persuatif dapat didorong dengan memperkuuat
keyakinan terhadap sikap, memperkuat evaluasi terhadap sikap,kekuatan lain yang berlawanan dengan tujuan persuatif
diperlemah, , membentuk sikap baru dengan kekuatan keyakinan dan evaluasi yang
dapat mendukung tujuan persuasif, dan sebagainya.
Ada tiga kondisi yang membatasi pada penggunaan sikap dan
norma untuk memprediksi suatu latar belakang atau niat individu, dan penggunaan
niat perilaku untuk memprediksi kinerja perilaku itu tersebut, diantaranya :
1. Tujuan dengan Perilaku: Terjadi perbedaan
terhadap tujuan awal dengan perilaku karena adanya pengaruh-pengaruh lain. Walaupun
dengan hasil sama tapi dengan perilaku yang berbeda. Misalnya ingin menjadi
orang kaya dengan berusaha tapi malah merampok bank.
2. Pilihan alternatif: kehadiran pilihan atau alternatif bisa mengubah proses susunan
dari tujuan individu akan segala sesuatu secara dramatis dan signifikan.
3. Tujuan dan Perkiraan: kondisi dimana adanya
perkiraan akan resiko yang terjadi jika perilaku tersebut dilakukan walaupun
sesuai dengan keinginan individu tersebut.
Karena
adanya batasan-batsan terhadap prediksi dari perilaku individu, teori ini
mendapat penambahan atau perbaikan. Perbaikantersebut dibuat untuk menunjukkan
pada suatu waktu tertentu ketika seorang individu memiliki tujuan ataupun niat
untuk melakukan sebuah perilaku, tetapi perilaku yang ingin dilakukan pada
awalnya menjadi berbeda dan terpengaruh
oleh hal lain karena orang yang melakukan perilaku tersebut kurang memiliki
rasa percaya diri atau kontrol terhadap perilakunya sendiri.
Dari uraiann diatas,
dapat dilihat bahwa setiap manusia atau
individu pasti memiliki niat atau tujuan sebelum melakukan tindakan. Hal ini
berkaitan dengan akal yang dimiliki oleh manusia. Karena manusia selalu
memikirkan apa yang akan terjadi atau dampak dari perilaku yang dilakukannya
tersebut dan manusia selalu memikirkan persefsi masyarakt terhadap perilaku
yang kan
dilakukan tersebut. Begitu pun jika teori ini dikaitkan dengan penggunaan
teknologi. Teknologi yang ada saat ini memang menjadi suatu hal yang baik tapi
jika niat atau tujuan manusia tersebut tidak baik karena adanya
pengaruh-pengaruh dari faktor lain maka kemajuan teknologi ini menjadi hal
buruk unutk kedepannya.
Karena kembali lagi, yang
dapat menentukan buruk atau tidaknya perilaku bukan hanya manusia itu sendiri
tapi juga ada norma-norma yang berlaku dimasyarakat yang akan memperngaruhi
penilaian terhadap norma tersebut dan yang menentukan suatu hal memiliki
keburukan atau kebaikan tergantung dari tujuan dan niat pada awalnya.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Tindakan sosial adalah tindakan individu yang diarahkan pada
orang lain dan memiliki arti, baik bagi diri si pelaku maupun bagi orang lain.
Dalam tindakan sosial mengandung tiga konsep, yaitu tindakan,
tujuan dan pemahaman. Ciri-ciri dari tindakan sosial adalah tindakan memiliki
makna subjektif, tindakan nyata yang bersifat membatin dan bersifat subjektif,
tindakan berpengaruh positif, tindakan diarahkan pada orang lain dan tindakan
merupakan respons terhadap tindakan orang lain.
Teori tindakan beralasan lahir
karena pada saat itu penelitian-penelitian mengenai teori perilaku kurang
berhasil.
Teori ini merupakan perbaikan dari
teori yang ada sebelumnya yaitu Information
Integration Theory.
Ada
dua hal penting yang menjadi tambahan pada teori sebelumnya yaitu menambahkan
elemen pada proses persuatif berupa tujuan perilaku atau tindakan. Maksudnya,
teori tindakan beralasan ini tidak hanya memprediksi sebuah perilaku seperti
yang ada pada teori sebelumnya tapi teori tindakan beralasan ini dapat melihat
bahwa ada faktor yang mempengaruhi atau membatasi perilaku tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar