Jumat, 26 Desember 2014

BAHASA CINTAMU


Oleh : Kang Zaffin 




Menyimpang dan kelaziman, padepokan itu tidak dibangun di lereng bukit yang tenang dan nyaman, melainkan di tengah permukiman penduduk yang selalu sibuk. Kadang-kadang bahkan terasa amat bising. Di saat-saat mereka berdoa pun, saat yang memerlukan suasana hening agar doa mereka tulus keluar dari hati yang khusyuk, kebisingan tetap berjalan dan tetap mengganggu.
Resi Baratwaja, pemimpin padepokan itu, berpendapat bahwa ia telah bertindak tepat membangun padepokan di situ. Baginya, Rumah Tuhan tak boleh jauh terpisah dari kehidupan. Rumah Tuhan tak dibangun buat Tuhan itu sendiri, melainkan buat “anak-anak-Nya”. Jadi, mana mungkin dibangun jauh dari mereka ?
Tetapi, para cantrik berpendapat lain. Benar bahwa hawa pemujaan kepada Tuhan akan berpengaruh baik bagi masyarakat sekitar. Namun kebisingan yang ditimbulkan oleh tetangga terdekatnya, si pandai besi itu, membuat para cantrik naik pitam.
‘Sang Maha Yogi,” kata seorang cantrik suatu hari, “sekali dua kali aku sabar menghadapi keberengsekan si pandai besi. Tapi lama-lama kesabaranku menipis. Kesabaran ada batasnya Yang Mulia.”
“Kau benar,” kata sang resi kalem.
 “Karena itu, jika Yang Mulia mengizinkan, saya bisa membungkam si pandai besi itu,” kata cantrik kemudian. Ia bangga mendapat dukungan sang Maha Yogi.
“Jangan. Kita harus sabar,” kata sang resi
“Sampai kapan? Saya yakin kesabaran sang Maha Yogi sendiri ada batasnya,” sahut cantrik itu lagi. “Kita tak mau terus menerus dilecehkan orang.”
Sekali lagi kau benar. Tapi lupakah kau bahwa kita berdoa itu artinya kita sedang bicara tentang cinta, dan dengan bahasa cinta-Nya pula? Kita sedang melapor bahwa kita taat, tunduk dan patuh semata karena cinta kita pada-Nya. Kau pikir, layakkah kita lapor tentang cinta kita pada-Nya tetapi diam-diam, di luar itu semua, kita membenci, bahkan menganiaya ‘anak-anak’-Nya? Cinta macam apa jadinya, yang kita bicarakan itu?’ sahut sang resi dengan tetap sabar dan jelas tampak kearifannya.
Dan si cantrik pun diam seribu bahasa.
Harus diakui, diam-diain kita memiliki standar kita sendiri mengenai cinta. Dan tiap diri di antara kita pun diam-diam punya caranya sendiri dalam mewujudkan makna cinta itu.
Di dalam lagu-lagu Melayu kita, cinta selalu berarti tuntutan. “Berilah daku senyummu” misalnya. Atau berikan daku harapan”. Pendeknya cinta bukan sebuah pengorbanan. Cinta pada seseorang pada dasarnya adalah potret egoisme: cinta pada bayangan diri sendiri, yang terpantu pada sikap, jiwa dan perilaku orang yang kita cintai. Dalam lagu-lagu Melayu kita, dengan kata lain, cinta adalah potret Narsisus, tokoh legenda Yunani itu. Minimal, jelas tak pemah terpantul corak yang altruistik sifatnya. Hal ini, mungkin, karena cinta di dalam lagu-lagu Melayu kita, seperti pernah disebut oleh Sanento Yuliman, adalah pemilikan. “Kau milikku, kau pujaanku’ misalnya. Cinta selalu bersifat possesive.
Menarik bahwa cuma dalam lagu anak-anak cinta yang berdimensi pengorbanan muncul. Tapi itu pun karena yang disebut adalah cinta ibu kepada anaknya: cinta yang sepanjang masa, dan Bahwa cinta macam itu sungguh ikhlas memberi, tanpa harapan kembali sebagaimana matahari yang menghangatkan kita dan tak pernah menarik bayaran dan kita.
Apakah ini berarti bahwa anak-anak harus kita ajari cinta yang tulus itu dan kita sendiri, yang sudah dewasa, tak perlu bicara dan berbuat dengan ketulusan seperti itu? Corak pendidikan macam apa jadinya, yang kita berikan pada anak-anak kita? Siapkah kita dicap sebagai munafik, oleh anak-anak kita sendiri yang sudah bisa bersikap kritis?

Dalam agama pun, cinta lebih sering kita lihat sebagai sikap menuntut. Atau mungkin mengemis terus-menerus dan bukannya tampil sebagai pengorbanan yang tulus.
“Berilah saya ya Tuhan, rezeki yang banyak, pangkat yang tinggi, derajat yang luhur” misalnya. Dengan begini, sebenarnya diam-diam kita selalu ‘merampok Tuhan yang kita cintai dan mencintai kita itu.
Dalam takaran” pribadi, mungkin itu tidak salah. Tapi jika hal ini jadi tatanan sosial yang baku, tidakkah kita takut akan dampaknya, yaitu menjadikan kita malas, fatalistis dan kurang gairah dalam usaha? Tidakkah sebenarnya Tuhan pun menyuruh agar, menurut Iqbal, kita jadi arsitek bagi nasib kita sendiri?
Dalam hidup kita sehari-hari, kita menyaksikan bagaimana ruwetnya persoalan tentang anak kita harus menyatakan cinta kita  kepada Tuhan. Memang kita bicara tentang cinta dengan bahasa cinta sebagainiana kita pahami. Tak menjadi soal bahwa dengan begini memanifestasi cinta itu lalu beraganti. Tak menjadi soal bahwa keragaman “warna” cinta itu inuncul karena tafsir dan penalaran kita berbeda.
Perbedaan itu, dengan kata lain, sah, boleh, dan baik-baik saja karena kita sadar akan keterbatasan kita. Pluralisme macam itu mungkin baik, sejauh kita tidak mengklaim bahwa kitalah yang paling benar. Wama-warni tak jadi soal asal di antara kita tak ada tudingan bahwa yang tak seperti kita berarti sesat dan cuma kita yang benar.
Pendek kata, mekarlah seribu ‘bunga” tafsir. Berkembanglah sejuta makna sejauh kita tetap sadar bahwa makna atau tafsir yang kita pegang cuma salah satu dan banyak kemungkinan yang benar. Bahkan, satu dari sekian kemungkinan yang salah.
Dalam agama tak ada yang diberi hak istimewa oleh Tuhan untuk bertindak sebagai hakim agar mengadili pihak lain yang tak sama paham cintanya dengan kita. Derajat kita sama. Kita sama-sama pesakitan yang sedang menunggu pengadilan Tuhan.
Maka, mendengar Ridwan Saidi dan kelompoknya “mengadili” Nurcholish Madjid, saya jadi bertanya-tanya: kalau benar mereka sedang berusaha mencintai Tuhan dengan caranya sendiri, mengapa pada saat yang sama mereka “memusuhi salah satu dari “anak-anak”-Nya?





SASTRA LISAN DAN DAKWAH ISLAM


Oleh :  Agus Zaenal Arifin 

 
Adakah kaitan antara sastra dan dakwah Islam? Bila maksudnya sastra lisan, khususnya di dunia pesantren, jawabnya ada dan kuat, meskipun sering tak khusus dikemas dengan ‘merek’ dakwah. Kekuatan dakwahnya tampak, justru karena strategi tanpa merek tadi.
Dengan pendekatan itu dakwah meresap ke dalam hati sanubari karena sifatnya yang persuasif, tidak hitam-putih, dan tidak menggurui. Juga tak ada ancaman neraka yang menakutkan, dan tak kelewat menabur janji surga yang muluk-muluk dan menggiurkan.
Ini lebihnya bila para da’i mengenal seni. Mereka sadar, dakwah tak sama dengan kampanye pemilu, proyek yang membikin pilu hati rakyat itu. Bagi mereka, sastra ya sastra. Dan isi dakwah di dalamnya menyelip begitu saja tapi impresif, mulus dan kuat tapi alamiah. Karena itu, tak ada keganjilan.
Sastra lisan kita, dengan kata lain, tak kelewat sarat ‘muatan’ moral yang bombas dan hampa seperti drama-drama dakwah kita di TVRI. Pesan moral terang ada. Tapi, bukan moralitas telanjang sebagai ‘iming-iming’ atau ‘ancaman’.
Kadangkala warna moral itu malah baru meresap ke dalam kalbu setelah sastra itu ditembangkan sebagai pujian. Ia enak ditembangkan di sawah oleh petani atau gembala. Dan kedengaran syahdu dijadikan puji-pujian di masjid atau di langgarmenjelang shalat jamaah tiba.

Dalam seminar “Tradisi Lisan Nusantara” di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Desember 1993, di hari pertama makalah Basanan dan Wangsalan sebagai Kritik Sosial: Tinjauan Awal terhadap Sastra Lisan Banyuwangi oleh Hasan Ali Sentot, dan Puji-pujian: Sebuah Trudisi Lisan datum Sastra Pesantren oleh Muhammad Abdullah, disajikan dan dibahas.
Berbeda dari sementara karya kontemporer kita, dalam  pesantren tak tampak adanya pesan ‘sponsor’. Memang bisa saja seperti diakui oleh Suripan Sadi Hutomo, yang bicara pada sesi ketiga hari pertama itu, sastra lisan ditumpangi  pesan sponsor. Tapi pesan di situ tidak kekal, temporer, dan tak tentu datangnya.
Dan seperti tampak dalam pementasan Ken trung yang menyertai penampilan Sunipan, pesan ‘sponsor’ itu nyata betul sebagai ‘benda’ asing, norak, dan tak menyatu dengan ‘irama’ aslinya.
Dari  mana sastra dakwah memancar ke masyarakat kita? Bila cinta datang dari mata turun ke hati, sastna dakwah memancar dari pesantren turun ke hati juga.
Pesantren, kita tahu, memiliki ‘gudang’ ilmu berupa kitab-kitab (sumber tertulis), dan tradisi lisan. Di dunia pesantren, hal itu tentu saja disampaikan sebagai salah satu bahan kajian. Tapi, karena sifatnya yang nyeni, maka sastra lisan juga berfungsi menghibur para sanitri yang puyeng kebanyakan menelan ajaranIslam, baik yang dibungkus fiqih maupun tasawuf.
Menurut Muhammad Abdullah dalam paper-nya, puji-pujian yang berupa nyanyian keagamaan bersumber pada kitab-kitab maupun lisan. Mudah diduga bahwa, di dalam pesantren, kedua sumber itu berkembang sama pesat. Sebaliknya di luar pesantren, terutama di desa tempat tinggal umat yang buta huruf, sumber lisan jelas lebih berkembang berkat aneka forum pengajian yang dipimpin oleh kiai.
Kreasi baru yang muncul dan improvisasi kiai di atas panggung juga ada. Dan tambahan dari umat pun tak dibatasi.

Di Bantul, desa saya yang Muhammadiyah oriented itu, tidak ada pesantren. Meskipun begitu, puji-pujian dan salawatan pernah lama menggejala luas dan intens. Lewat puji-pujian itu, proses intemalisasi ajaran dan nilai-nilai keislaman berlangsung, dan lebih rnencerahkan dibandingkan strategi dakwah seorang ustad, yang isinya “baik-baik saja” tapi membosankan itu.
Ada tembang Dandanggula yang dikenal luas di kampong saya. Hampir tiap orang bisa melagukannya kapan saja.
Urip iku, neng donya tan lami
mung uporno jebeng menyang pasar
tan langgeng neng pasar bae
tan wurung bakal mantuk,
dan seterusnya
(Hidup di dunia ini tak lama, ibarat orang pergi ke pasar, tak mungkin akan terus di pasar, bagaimanapun akhimya ia akan pulang...).
Karena berbahasa Jawa, dan menggunakán idiom-idiom Jawa, orang mengiranya khas ciri woridview orang Jawa,  dan potret kearifan Jawa dalam memandang perkara hidup. Tapi, ternyata saya temukan, tembang itu karangan Kanjeng Sunan Kalijaga,yang oleh orang Jawa disebut guru suci wang tanah Jawi.
Karya serti ini bagian dan strategi dakwahnya yang terkenal sosiologis, murah, dan inklusif itu. Orang desa yang didakwahinya tak dimarah-marahi dan tak ditakuti ancaman apa pun. Mereka, sebaliknya, dibikin senang, ‘dirogoh’ dulu hatinya, dan dakwah kesudahannya berjalan dalam keadaan suka sama suka. Enak sekali.
Berkembangnya puji-pujian, dan salawatan di satu pihak, dan gending-gending kearifan hidup karangan Sunan Kalijaga di lain pihak, membuktikan satu hal: luasnya jangkauan pengaruh sastra lisan bernapaskan dakwah Islamiah dalam masyarakat.
Pada saat yang sama ia juga membuktikan luasnya pengaruh dan kewibawaan kultural dunia pesantren.
***
Sekarang tradisi puji-pujian dan salawatan sudah punah di kampung saya, karena kabarnya ada pihak yang khawatir bila dalam pujian terdapat elemen kultus (terhadap Gusti Kanjeng Nabi Muhammad Saw.) yang bisa makin ‘miring’ ke kemusyrikan.
Saya tidak tahu apakah benar itu alasannya menghentikan tradisi pujian dan salawatan tadi? Sekiranya benar, kita tampaknya masih tetap berhadapan dengan ‘agenda  lama: ketegangan antara wajah lokal Islam dengan wajah universal.
Ketegangan ini bisa saja terus berlanjut. Tapi, saya tak berminat melibatkan diri. Bagi saya perkaranya mudah: kalau di kampung puji-pujian dan salawatan dilarang, saya masih bisa melakukannya di Jakarta dengan keluarga. Agama itu enak dan mengenakkan.
Dalam beragama karenanya saya emoh tunduk pada ‘garis komando’ dan suara otoritas mana pun. Lagi pula bukankah kita hidup berdampingan dengan komunitas umat yang luas, terbuka, dan kritis serta plural. Artinya, tak cuma ini dan tak pula cuma itu”.
Ada memang saat kita perlu ‘jaket’. Tapi dalam dakwah, usaha ‘memasarkan’ keluhuran moral yang tak memihak, pentingkah warma ‘jaket’ diperdebatkan?

PEMBASMI HAMA ALTERNATIF









Oleh  : Kang Zaffin 

Hama tanaman seperti kutu putih, embun jelaga, semut, kutu kuning, belalang dan ulat putih kadang kita temui pada tanaman hias, buah dan sayuran yang kita tanam. Bukannya memanen, malah tanaman kita menjadi rusak karena hama tanaman tersebut. Tentunya sangat menjengkelkan dan sangat tidak sedap dipandang mata. Ada beberapa tips yang dapat anda pakai untuk mengusir hama tanaman tersebut, diantaranya yaitu :
1.      Kulit telur dapat mengusir semut dari tanaman. Semut yang bersarang pada bagian akar tanaman kerap mengganggu. Selain menghambat pertumbuhan juga dapat mendatangkan hama kutu putih dan embun jelaga yang menyebabkan tampilan tanaman menjadi tidak menarik lagi. Namun kulit telur dapat anda manfaatkan sebagai pestisida alami. Caranya sangrailah kulit sisa pakai hingga berwarna kehitaman. Selanjutnya tumbuk hasil rangrai hingga halus. Terakhir taburkan pada sekitar tanaman dan sarang semut.
2.      Balsam dapat mengatasi semut di pohon. Tak jarang pada tanaman buah yang sudah berbunga kita temui adanya sarang semut pada bagian batang pohon. Untuk mengusir semut cukup anda oleskan balsam berbau tajam pada jalur di batang pohon yang kerap dilalui semut. Cara ini  ampuh mencegah semut datang mengerubungi bunga tanaman buah anda.
3.      Kapur sirih sebagai pestisida alami. Tanaman buah seperti jambu, mangga sering diganggu oleh hama semut dan kutu putih. Untuk itu anda tidak perlu membeli pestisida untuk memberantasnya. Gunakan saja kapur sirih dan air dalam botol semprot. Kocok dan campur rata. Gunakan air semprotan tersebut untuk menyemprot batang dan daun yang terserang hama. Perlu anda perhatikan untuk menghindari menyemprot pada daun muda dan kuncup bunga.
4.      Daun tomat dapat membasmi kutu kuning dan ulat pada tanaman jagung. Tomat selain enak dimakan, ternyata daun tomat bisa digunakan sebagai pestisida alami yang ramah dan aman dari bahan kimia. Terlebih sangat ampuh untuk mengenyahkan kutu kuning yang sering timbul pada pangkal bunga atau pucuk. Caranya iris 2-3 genggam daun tomat, rendam dalam 2 cangkir air selama semalaman. Kemudian saring ramuan tersebut dan terakhir tambahkan lagi 2 cangkir air sebelum disemprotkan pada tanaman.
5.      Daun pepaya dapat mengusir hama dapat tanaman sayur. Belalang dan ulat putih adalah hama  pengganggu yang sering hinggap pada tanaman sayur. Tapi anda tidak perlu risau, cukup ambillah 1 kg daun pepaya tua, tumbuk hingga halus, kemudian larutkan pada 1 liter air. Diamkan campuran ini selama 2 hari, kemudian disaring. Gunakan dengan menyemprotkan pada tanaman. Pestisida ini sangat aman dari bahan kimia dan ramah sekali lingkungan.
6.      Kapur bangunan dan oli bekas dapat mengatasi hama ulat. Campurkan sedikit kapur bangunan dan oli bekas. Oleskan campuran ini dengan menggunakan kuas pada batang dan ranting pohon yang kerap di lalui ulat. Ditanggung ulat akan pergi.
7.      Tepung terigu ampuh untuk membasmi ulat pada tanaman kubis. Tanaman kubis sering terserang hama ulat yang sanggup menghabiskan satu rumpun kubis dalam waktu relatif singkat. Salah satu solusinya yaitu dengan tepung terigu. Caranya taburkan tepung terigu pada tanaman hingga memberikan lapisan tipis pada tanaman. Maka butiran tepung tersebut dapat menghambat lubang pernafasan ulat sehingga ulat akan mati. Selanjutnya anda bisa membersihkan tepung dari tanaman setelah dua hari kemudian.
8.      Serbuk cabai berguna mengusir serangga. Aroma cabai yang pedas dan menyengat sangat tidak disukai oleh serangga jadi sangat cocok untuk digunakan sebagai pestisida. Caranya cukup mudah, yaitu tumbuk cabai yang telah dikeringkan hingga halus, campurkan serbuk cabai dengan air secukupnya dan kemudian bisa disemprotkan ke tanaman yang terserang hama serangga. Alhasil serangga akan kabur akibat aroma cabai.





TRIK MELAKUKAN TAWAR MENAWAR DENGAN CALON PELANGGAN



Oleh  : Kang  Zaffin

Tawar-menawar adalah proses ditempuhnya prosedur bisnis antara penjual dan calon pembeli untuk masuk pada tahap menuju transaksi. Tingkat kesuksesan penjual dalam menjual barang/jasanya sangat ditentukan oleh proses tawar-menawarnnya dengan calon pelanggan untuk masuk pada tahap kesepakatan(closing)transaksi. Dalam proses tawar-menawar penjual penjual harus menjelaskan tentang :
1.      Produk
2.      Standar mutu produk
3.      Perlindungan terhadap pelanggan   
4.  Bagaimana cara menunjukkan keunggulan produk dengan tidak menjelekkan produk pesaing
5.      Bagaimana solusinya bila ada pelanggan yang mengeluh serta
6. agaimana sikap seharusnyia bagi penjual dalam melakukan proses tawar-menawar.                      

Langkah-langkah dalam negosiasi dan tawar menawar dengan calon pelanggan pada dasarnya digunakan ketika kebutuhan itu muncul, sedangkan prinsip-prinsip negosiasi dan tawar menawar dipelajari agar dapat membantu anda mendapatkan apa yang anda inginkan dalam negosiasi. Adapun langkah-langkah menjalankan negosiasi adalah sebagai berikut:

A. BUAT PIHAK PELANGGAN BERKOMITMEN DULU
Seorang negosiator penjualan yang cerdik biasanya sudah mengetahui kapan akan berada pada posisi yang lebih baik dibandingkan pihak lawan, yaitu apabila sudah dapat membuat pihak lawan lebih dulu berkomitmen pada sebuah posisi.
B. BERPURA-PURA BODOH ITU PINTAR
Bagi seorang negosiator penjualan yang cerdik, pintar itu bodoh dan bodoh itu pintar. Ketika anda bernegosiasi, anda lebih baik berpura-pura tahu lebih sedikit dari pada pihak lawan, jangan terlihat lebih tahu. Semakin anda berpura-pura bodoh, semakin baik posisi anda kecuali IQ anda turun sampai pada titik di mana anda tidak punya kredibilitas.

C. JANGAN BIARKAN PIHAK LAWAN MENULIS KONTRAK
Pada negosiasi yang biasa, anda bernegosiasi sampai pada hal-hal yang terperinci secara verbal, kemudian hal-hal itu ditulis sehingga kedua belah pihak dapat melihatnya kembali dan menyetujuinya. Dalam kenyataannya belum ada situasi di mana kita dapat membicarakan setiap detail dalam negosiasi verbal. Selalu ada hal-hal yang terlupakan atau terabaikan saat kita melakukan negosiasi secara verbal sehingga hal tersebut harus dirinci secara tertulis.

D. BACALAH KONTRAK SETIAP WAKTU
Di masa lalu saat kontrak masih harus diketik dengan mesin ketik, kedua belah pihak akan memeriksanya dan menulis setiap perubahan, kemudian setiap negosiator akan memberi paraf mengenai setiap perubahan tersebut. Cara melihat kontrak tersebut yaitu dengan meninjau sekilas perubahan-perubahan yang telah anda buat dan telah disetujui. Sementera di saat sekarang dengan adanya kontrak yang dibuat dengan komputer, anda tinggal menghidupkan komputer, membuat perubahan dan mencetak kontrak baru sesuai dengan perubahan yang diinginkan.
Namun dengan kontrak ditulis dengan komputer masih mengandung resiko, yaitu perubahan dapat saja dilakukan setiap waktu sehingga bisa saja anda tidak ingat apa yang telah anda setujui. Bisa saja pihak lawan mencurangi anda dengan mengubah beberapa bagian dalam kontrak tanpa anda ketahui.


E. FUNNY MONEY
Ada banyak cara untuk menyatakan harga sesuatu. Bagaimanapun juga seorang negosiator penjualan yang cerdik selalu berpikir pada lingkup uang riil. Ketika seorang pemasok mengatakan kepada anda tentang kenaikan harga suatu barang, barangkali ini terkesan cukup penting untuk dipikrkan lama-lama. Sampai pada saatnya anda mulai berpikir berapa banyak barang yang anda beli selama setahun. Kemudian anda menyadari bahwa jumlah uang yang masih bisa dinegosiasikan cukup berharga untuk dipertahankan melalui negosiasi.
Orang-orang bisnis mengetahui bahwa jika anda tidak diminta untuk mengeluarkan uang riil, anda cenderung akan mengeluarkan uang lebih banyak lagi. Itulah mengapa alasan pebisnis lebih menyukai koin atau kartu kredit daripada uang riil. Biasanya ditempat-tempat seperti restoran, butik, toserba, akan membujuk konsumen menggunakan kartu kredit karena mereka sangat mengetahui bahwa konsumen akan mengeluarkan uang lebih banyak dan memotivasi mereka untuk membeli barang-barang yang lebih berkualitas. Para penjaga toko akan membujuk konsumen untuk menggunakan kartu kredit karena akan mengeluarkan uang lebih banyak daripada mengeluarkan uang secara tunai. Motivasi mereka bukanlah semata-mata karena soal finansial tetapi pengguna kartu kredit cenderung untuk membeli barang yang lebih berkualitas sehingga akan lebih memuaskan mereka.
Jadi ketika anda bernegosiasi rincilah investasi tersebut sampai pada satuan tertentu karena dengan cara itu anda akan belajar untuk berfikir bagaimana anda mengeluarkan uang riil pada saat seseorang menawarkan barang tertentu. Jangan biarkan pihak lawan menggunakan funny money kepada anda.

F. ORANG PERCAYA AKAN APA YANG MEREKA LIHAT SECARA TERTULIS
Kata-kata yang tercetak mempunyai pengaruh atau kekuatan yang besar terhadap orang. Kebanyakan orang percaya kepada apa yang mereka lihat secara tertulis, mereka tidak akan percaya bila mereka hanya mendengarnya. Pada setiap kesempatan, tuangkan hal apapun secara tertulis. Misalnya jika anda memiliki wiraniaga yang memasarkan produk anda dan anda harus memberlakukan perubahan harga, pastikan mereka memilikinya dalam bentuk catatan. Para wiraniaga itu akan menunjukkan perubahan harga yang tertulis kepada calon konsumennya. Sehingga konsumen tersebut akan percaya bahwa perubahan harga itu memang berasal dari perusahaan wiraniaga. Jika anda bernegosiasi melalui telepon, perkuatlah apa yang anda katakan dengan mengirimkan informasi melalui faksimile.
Jika anda menjual barang berharga mahal dalam jumlah yang besar dan tidak mempunyai perangkat komputer untuk membuat proposal, disarankan untuk menghentikan kegiatan itu dan saatnya membeli komputer sekarang juga. Dalam hal ini komputer akan sangat berguna demi kebehasilan penjualan anda. Dengan menggunakan komputer, barang yang anda tawarkan akan sangat terperinci penjelasannya. Disamping itu anda bisa juga menuliskan harapan-harapan anda dimana pihak lawan harus memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu yang anda harapkan.

G. BERKONSENTRASILAH PADA ISU
Seorang negosiator penjualan yang cerdik mengetahui bahwa mereka harus berkonsentrasi pada isu (pokok permasalahan) dan tidak teralihkan perhatiannya oleh tindakan-tindakan negosiator lawan. Ketika kita bernegosiasi, konsentrasikan pada gerakan konsesi tujuan yang sedang dirundingan di meja negosiasi. Inilah satu-satunya yang mempengaruhi hasil dari negosiasi, tetapi kita sangat mudah terpengaruh oleh apa yang dilakukan pihak lawan.
Suatu contoh apabila anda menonton pertandingan tenis lapangan, pemain tenis begitu emosional melompat-lompat di lapangan. Bagaimana seorang pemain dapat bermain bagus apabila ia dalam kondisi emosional. Pasti kondisi emosional pemain tersebut mempengaruhi permainannya. Tenis adalah jenis permainan yang membutuhkan konsentrasi, jadi yang mempengaruhi hasil pertandingan adalah pemain tersebut berkonsentrasi pada gerakan bola yang melewati net. Apa yang dilakukan pemain lawan sama sekali tidak mempengaruhi hasil pertandingan, selama anda tahu apa yang terjadi dengan bola tersebut. Jadi pemain tenis harus belajar berkonsentrasi pada bola, bukan pada lawannya.
Begitu mudahnya seorang wiraniaga terpengaruh oelh apa yang dilakukan pihak lawan di dalam negosiasi daripada berkonsentrasi pada pokok permasalahannya. Sering terjadi seorang negosiator meninggalkan ruang negosiasi karena ia berpikir bahwa pihak lawan tidak adil. Ini menunjukkan bahwa ia tidak dapat berkonsentrasi pada pokok permasalahannya justru, pada apa yang dilakukan pihak lawannya. Seharusnya ia dapat meninggalkan ruangannya tapi ini adalah semacam taktik negosiasi khusus bukan karena ia gusar atau kecewa.
Inilah sebabnya mengapa orang pemasaran sering mengalami kesalahan. Mereka kehilangan motivasi sehingga membawa permasalahan ke manajer pemasaran mereka. Maka manajer pemasaran pun akan menindaklajuti dengan langsung menghubungi pihak lawan. Manajer pemasaran tersebut dapat menanganinya, bukan karena ia cemerlang atau lebih pintar daripada wiraniaga tersebut, tetapi karena ia belum terlibat secara emosional dengan orang yang dihadapi wiraniaga itu. Jangan libatkan emosi anda. Belajarlah berkonsentrasi pada pokok permasalahannya.

H. BERILAH SELALU UCAPAN SELAMAT KEPADA PIHAK LAWAN
Setelah anda melakukan negosiasi, anda harus selalu memberi ucapan selamat kepada pihak lawan. Berikanlah ucapan selamat kepada mereka meskipun menurut anda mereka melakukan negosiasi dengan buruk. Katakan kepada mereka bahwa negosiasi yang telah dilakukan adalah sangat berharga sehingga pihak lawan juga merasa menang. Ucapan selamat kepada pihak lawan ini dilakukan sebagai macam bentuk penghargaan atau hormat kepada pihak lawan.
Para negosiator penjualan yang cerdik selalu ingin pihak lawan berpikir bahwa mereka menang dalam negosiasi. Hal ini dimulai dengan meminta lebih dari yang anda harapkan. Hal ini berlangsung terus melalui strategi-strategi negosiasi yang dirancang untuk membentuk persepsi bahwa mereka menang. Dan diakhiri dengan memberi ucapan selamat kepada pihak lawan.

Para tenaga penjual / ngoasiator atau para tenaga penjual di toko atau perusahaan, harus mengetahui terlebih dahulu apa saja keberatan yang diajukan oleh calon pelanggan, misalnya calon pelanggan yang membutuhkan sebuah kemeja dan mengajukan keberatannya. Apabila sudah diketahui, seorang tenaga penjual atau pramuniaga harus cepat menangkap dan tanggap, apakah keberatannya itu terletak pada ukuran, model, warna, harga, dan sebagainya.
        Jika sudah jelas apa yang menjadi keberatannya, maka para tenaga penjual atau pramuniaga harus berusaha mencarikan jalan keluar atau solusinya. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengatasi persoalan adalah:
  1. Mengetahui apa saja keberatan yang diajukan.
  2. Mendengarkan segala keberatan yang diajukan, jangan memotong pembicaraan, dan hindari pertengkaran
  3. Mengulangi keberatan yang diajukan secara pelan-pelan, tetapi yakin segala
  4. keberatan dapat diatasi
  5. Menunjukan penghargaan kepada calon pelanggan atas keberatan yang disampaikan
  6. Memberi kesempatan kepada calon pelanggan untuk menyampaikan harapan
  7. Mengulang kembali secara spesifik
  8. Menyampaikan gambaran alternatif pemecahannya
  9. Mengambil tindakan sesegera mungkin untuk menyelesaikan keberatan sesuai prosedur yang berlaku

MEMOTIVASI, MENYAKINKAN DAN MENDORONG CALON PELANGGAN KE ARAH KESEPAKATAN



Oleh : Kang Zaffin 

Kebutuhan barang atau jasa sudah menjadi bagian dari aktivitas manusia sejak jaman purbakala sampai sekarang. Kemampuan bernegosiasi lebih dibutuhkan dalam dunia bisnis yang bergerak cepat dan penuh dengan persaingan ketat seperti saat ini. Disamping memberi hasil lebih memuaskan, melakukan negosiasi akan sangat menyenangkan bila  mengetahui caranya.
Dalam proses negosiasi, penjual menawarkan lebih dari jumlah yang sebenarnya, sementara pembeli akan menawar lebih rendah dari harga. Dua kepentingan yang bertolak belakang, tetapi jangan alasan untuk bertutur kata atau bersikap yang dapat menyakiti lawan bicara. Proses negosiasi perlu bersikap berorientasi pada hasil. Orientasi pada hasil akan menjaga sikap dan tutur kata kita. Semakin tinggi hasil yang diharapkan, akan semakin baik sikap dan tutur kata kita. Sehingga pada akhirnya kedua belah pihak sama-sama mendapatkan kesepakatan atau hasil.
Salah satu ciri yang menonjol dari konsumen yang berbelanja adalah “Senang tawar menawar”. Mereka akan merasa puas jika berhasil menawar barang serendah mungkin. Ciri lain adalah anggapan bahwa semua pedagang penipu, tidak jujur, dan mau untung sendiri.
Berdasarkan pengenalan terhadap ciri-ciri konsumen tersebut, maka setiap pedagang yang ingin laris haruslah pandai menetapkan harga yang wajar tetapi masih bisa dilakukan tawar menawar. Disamping itu, mampu menjelaskan bahwa barang dibutuhkan konsumen dan harga sesuai dengan kualitas.
Persiapan yang diperlukan adalah melakukan pendekatan kepada calon pembeli dengan mengingat keinginan umum naluri dari manusia, yaitu:

a. Naluri manusia suka dihargai

Kita harus menempatkan kedudukan calon pembeli sebagai tamu agung yang harus dihormati dan dihargai. Yang dilakukan adalan dengan memberi Sambutan calon pembeli, seperti kita menyambut tamu agung.

b. Naluri manusia senang dipuji

Kita harus memberi pujian calon pembeli saat yang tepat dan pada kelebihan yang dimilikinya. Pujian merupakan salah satu pendekatan yang dapat memperlancar jalannya negoisasi, tetapi pujian yang berlebihan atau tidak tepat caranya maka pujian akan dirasakan sebagai penghinaan.

c. Naluri manusia dianggap penting

Kita harus memberi pelayanan calon pembeli yang cepat dan sungguh-sungguh. Orang akan senang jika dirinya dianggap penting/diperlukan dan sebaliknya jika disepelekan akan marah/benci.
 Langkah selanjutnya, Penjual harus mampu: mengadakan dialog, mengenal produk yang akan dijual secara terperinci, dan mengenal calon pembeli serta menghadapi sesuai dengan keadaannya. Yang harus kita lakukan adalah:
·   Ucapkanlah setiap kalimat dengan jelas, sehingga kalimat yang kita ucapkan dapat dimengerti oleh calon pembeli.
·    Dengarkanlah baik-baik setiap pertanyaan yang diajukan calon pembeli dan tanggapi dengan senang hati serta terarah sesuai dengan keinginannya.
·        Jauhkan/hindarilah suasana formal dan kaku, ciptakanlah suasana yang menyenangkan dan tidak berdebat karena negoisasi bukan untuk saling menjegal tetapi untuk mencari titik temu.
·     Tataplah muka calon pembeli/lawan bicara dengan tenang sehingga kita dapat melihat keadaannya; pelajari apakah ia senang atau tidak senang dengan pembicaraan atau akhiri saja.
·       Beri  kesempatan  calon pembeli untuk mengemukakan pendapatnya berkenaan barang yang ditawarkan.
·        Cari solusi agar negoisasi dapat mengambil keputusan yang terbaik dan menguntungkan semua pihak.
·        Jika terjadi kesepakatan tuangkanlah secara tertulis hasil negoisasi tersebut sebagai bukti terjadinya negosiasi.
Seorang pramuniaga/tenaga penjualan yang berperan menjadi seorang negosiator haruslah memahami dan mengetahui tentang produk yang dijualnya. Pengetahuan tentang produk yang perlu dikuasai oleh pramuniaga/ tenaga penjualan:
  1. Informasi tentang latar belakang produk,
Pengetahuan minimal yang harus dikuasai setiap pramuniaga /tenaga penjualan adalah latar belakang produk, yaitu:

a. Karakreristik Produk Definisi produk adalah segala sesuatu yang bisa ditawarkan ke pasar dan dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Kepuasan konsumen tidak hanya mengacu pada bentuk fisik produk, melainkan satu paket Kepuasan merupakan akumulasi kepuasan fisik, psikis, simbolis, dan pelayanan yang diberikan.

b. Aspek produk
Ada tiga aspek produk:
1. Bertujuan pada manfaat
o Manfaat penggunaan
o Manfaat psikologis
o Manfaat dalam mengatasi masalah
2. Visualisasi produk
o Atribut dan keistimewaan produk
o Kualitas produk
o Corak produk
o Kemasan dan label produk
o Merk.
3. Menambah nilai produk
o Garansi
o Kemudahan Instalasi
o Pengiriman
o Ketersediaan di pasar
o Layanan purna jual
  1. Penampilan Produk,
Untuk produk tertentu seperti pakaian, mobil, meubel, rumah dan kantor dan barang cetakan calon pembeli akan mempertimbangkan penampilannya, termasuk dalam penampilan tersebut adalah mode, desain, dan warna. Kecocokan disain dan warna produk seringkali menjadi factor penentu pembeli membeli barang.
Pengetahuan pramuniaga/tenaga penjual tentang mode, warna, desain dan trend perkembangan desain dan warna produk di masyarakat sangat berguna bagi pramuniaga/tenaga penjual dalam membantu calon pembeli memantapkan pilihan. Pengetahuan tentang penampilan produk juga penting peranannya dalam keberhasilan presentasi penjualan para pramuniaga/tenaga penjual.
Manajemen produk meliputi pengembangan taktik dan strategi untuk meningkatkan permintaan pasar melalui siklus hidup produk.
Salah satu teknik yang cukup bagus untuk memahami produk adalah Aspinwall Classifi cation System. Yang mengelompokkan produk menggunakan lima variabel penilaian:
  • Replacement rate – Seberapa sering produk tersebut dipesan ulang oleh pengecer.
  • Gross margin – Berapa besar rata-rata keuntungan yang dihasilkan oleh tiap produk.
  • Buyer goal adjustment – Seberapa besar rentang segmen konsumen yang bisa dicapai.
  • Duration of product satisfaction – Seberapa lama produk tersebut bermanfaat bagi pembeli.
  • Duration of buyer search behaviour – Berapa lama konsumen tetap mencari dan membeli produk.
  1. Komposisi atau campuran komponen Produk,
Pengetahuan tentang koposisi komponen produk akan membantu pramuniaga/tenaga penjual dalam mengutarakan keistimewaan produk. Sebagai contoh peralatan memasak yang terbuat dari aluminium dapat menyerap panas api dengan cepat. Disamping itu berat aluminium hanya sepertiga dari berat bahan metal lain seperti besi atau tembaga. Pengetahuan pramuniaga/tenaga penjual tentang bahan yang dipergunakan untuk membuat peralatan memasak dapat mempermudah mereka menjelaskan keistimewaan produk tersebut kepada yang membutuhkannya.
Dalam pemasaran, diferensiasi produk adalah kegiatan memodifikasi produk agar menjadi lebih menarik. Diferensiasi memerlukan penelitian pasar yang cukup serius karena agar bisa benar-benar berbeda. Diferensiasi produk ini biasanya hanya mengubah sedikit karakter produk, antara lain kemasan dan tema promosi tanpa mengubah spesifikasi fisik produk, meskipun itu diperbolehkan.
Tujuan dari strategi diferensiasi adalah mengembangkan positioning yang tepat sesuai keinginan konsumen potensial yang ingin dituju. Jika pasar melihat perbedaan produk kita dibanding produk pesaing, kita akan lebih mudah mengembangkan marketing mix untuk produk tersebut. Diferensiasi produk yang berhasil adalah diferensiasi yang mampu mengalihkan basis persaingan dari harga ke faktor lain, seperti karakteristik produk, strategi distribusi atau variabel-variabel promotif lainnya. Kelemahan dari diferensiasi adalah perlunya biaya produksi tambahan dan iklan besar-besaran.
  1. Proses Pembuatannya dan Penggunaannya,
Di samping bahan baku dan pembantu, mutu produk dipengaruhi oleh proses pembuatan, pengawasan mutu (quality control) dan inspeksi pada akhir proses produksi. Dengan pengetahuan dasar tentang proses pembuatan produk itu, diharapkan dapat menjelaskan kepada calon pembeli mengapa harga produk perusahaan mereka lebih tinggi (atau lebih rendah) dibandingkan dengan produk saingan. Mereka juga dapat memberikan penjelasan tentang hal-hal yang bersangkutan dengan jadual pengiriman barang pesanan.
  1. Cara pemeliharaan dan umur pemakaian.
Seorang pramuniaga/tenaga penjual harus mengetahui perkiraan umur teknis produk. Hal itu disebabkan karena calon pembeli ingin mengetahui apakah jangka waktu penggunaan produk yang akan dibeli sepadan dengan jumlah uang yang akan mereka keluarkan. Seorang pramuniaga/tenaga penjual wajib mengetahui hal-hal yang bersangkutan dengan layanan purna jual, jangka waktu jaminan produk, kerusakan apa saja dijamin perusahaannya, bengkel mana yang dapat menerima reparasi jaminan.


MENINGKATKAN KESEHATAN DENGAN MUSIK




Oleh  : Kang  Zaffin 
 
Mendengarkan musik bukanlah sekedar hiburan semata. Tanpa Anda sadari, alunan musik sebenarnya telah memberikan perubahan suasana hati dan bahkan membantu Anda untuk berkonsentrasi. Sebuah studi menunjukkan, mendengarkan lagu dapat memberikan efek pada beberapa bagian otak, yang bertanggung jawab terkait memori dan pengelihatan. “Sebagai contoh, sebuah penelitian terbaru di Kanada menunjukkan bahwa ada hubungan kausal antara musik dan bagian inti dari otak yang bereaksi terhadap rangsangan (makanan, cahaya, seks),” kata Dr Victoria Williamson, dosen psikologi dari Goldsmith College London.
Lantas apa saja manfaat kesehatan yang bisa Anda dapat dengan mendengarkan musik?

1.      Meningkatkan suasana hati (Mood)
Reaksi orang ketika mendengarkan musik umumnya berbeda-beda. Tetapi, apapun pilihan musik Anda, sebuah penelitian 2011 di Kanada, yang diterbitkan jurnalNature Neuroscience menunjukkan bahwa mendengar musik favorit Anda dapat membantu mencairkan suasana hati yang buruk. Penelitian di McGill University Montreal menunjukkan bahwa mendengarkan musik dapat memicu pelepasan hormon dopamin.

“Otak sangat rumit – ada banyak unsur yang terlibat dalam menciptakan perasaan senang – tidak mengherankan jika ada penelitian yang menunjukkan bahwa pelepasan dopamin berhubungan dengan perasaan senang,” kata Bridget O’Connell, kepala informasi dari Mental Health Charity Mind.

2.  Fokus
Ini memang sedikit aneh, tetapi bukti menunjukkan bahwa mendenggarkan musik dapat membantu Anda untuk berkonsentrasi. Sebuah alat ‘digital tonic’ yang biasa disebut Ubrain, mengklaim dapat membantu pikiran fokus serta rileks. Aplikasi ini didasarkan pada binaural beats (yang dapat merangsang aktivitas tertentu di otak) sehingga membantu Anda untuk meningkatkan energi, pikiran dan meningkatkan mood saat mendengarkan musik favorit.

“Dengan membantu korteks otak menghasilkan gelombang tertentu, kita dapat menginduksi beberapa bagian pada otak tetap terjaga, tergantung pada tujuan yang ingin kita lakukan,” jelas Paris psikolog klinis dari Brigitte Forgeot.

3. Tingkatkan daya tahan tubuh
Mendengarkan musik tertentu sebenarnya bisa membantu Anda berlari lebih cepat. Sebuah studi di Brunel University, London Barat telah menunjukkan bahwa musik dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh sebesar 15 persen, meningkatkan semangat dan efisiensi energi 1-2 persen.


4.  Kesehatan mental lebih baik
Musik dapat menjadi pengobatan yang efektif dan positif bagi orang-orang berurusan dengan kondisi kesehatan mental.
“Ada dua cara berbeda yang digunakan dalam terapi musik: baik sebagai sarana komunikasi dan ekspresi diri atau untuk kualitas inheren restoratif atau penyembuhan,” kata Bridget O’Connell.

5. Redakan stres
Riset tahun 2011 dari lembaga sosial kesehatan mental menunjukkan, hampir sepertiga orang mendengarkan musik untuk memberikan semangat ketika sedang bekerja. Dan satu dari empat orang mengaku bahwa mereka mendengarkan musik saat perjalanan ke tempat kerja untuk membantu mengatasi stres.

6.  Perawatan pasien
Musik benar-benar dapat memiliki dampak positif yang signifikan pada pasien dengan penyakit jangka panjang, seperti penyakit jantung, kanker dan kondisi pernapasan.
Banyak percobaan telah menunjukkan bahwa musik dapat membantu menurunkan detak jantung, tekanan darah dan membantu meredakan rasa sakit, kecemasan dan meningkatkan kualitas hidup pasien.

“Musik dapat sangat berguna bagi seseorang yang berada dalam situasi di mana mereka telah kehilangan kontrol dari lingkungan eksternal mereka,” kata dr Williamson.

MEMBANGUN GENERASI MUDA YANG MEMILIKI NASIONALISME DAN PATRIOTISME


Oleh : Agus Zaenal Arifin

Dalam merebut kemerdekaan dari para penjajah, para pemuda pada zaman kolonialisme bersusah payah dengan mempertaruhkan nyawa mereka. Mereka yang seharusnya bisa bersenang-senang dengan masa mudanya mengorbankan hidupnya hanya demi merebut kemerdekaan dari tangan penjajah. Hal ini dibuktikan dengan adanya Kongres Pemuda II yang menghasilkan Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928, yang berbunyi, “Kami putra dan putrid Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia. Kami putra dan puri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”
Seiring berkembangnya zaman atau yang lebih kita kenal dengan zaman globalisasi, rasa nasionalisme di kalangan generasi semakin memudar. Hal ini dibuktikan dari berbagai sikap para pemuda dalam memaknai berbagai hal penting bagi Negara Indonesia. Beberapa contoh diantaranya yaitu:
·         Pada saat upacara bendera, masih banyak generasi muda yang tidak memaknai arti upacara. Seharusnya upacara bendera dapat menjadi tempat bagi generasi muda untuk menunjukkan rasa nasionalisme pada negaranya sendiri
·        Pada peringatan hari-hari besar nasional, seperti Hari Kemerdekaan Republik Indonesia tidak dirayakan seperti sebelum-sebelumnya. Padahal jika kita masih mencintai bangsa ini, kita harus merayakan Hari Kemerdekaan sebagaimana kita merayakan Ulang Tahun kita sendiri. Kenapa Perayaan ulang tahun sendiri dapat kita laksanakan dengan sangat meriah dan kenapa Hari Kemerdekaan Republik Indonesia tidak bisa dirayakan secara demikian?
·        Lebih tertariknya generasi muda Indonesia terhadap produk dan kebudayaan luar Indonesia dibandingkan dengan produk dan kebudayaannya sendiri.
Rasa nasionalisme di kalangan generasi muda pada saat ini hanya muncul bila ada suatu faktor pendorong, seperti kasus pengklaiman beberapa kebudayan Indonesia oleh Malaysia beberapa waktu yang lalu. Namun seiring dengan hilangnya berita tersebut, rasa nasionalisme para generasi muda pun kembali memudar. Padahal, sudah jelas tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea keempat tentang tujuan dan cita-cita Negara Kesatuan Republik Indonesia. Yang berbunyi, “…melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan keteriban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social…”. 

Berikut Penyebab Semakin Lunturnya Semangat Nasionalisme di Kalangan Generasi Muda Indonesia
  A.   Faktor Internal
Ø  Pemerintahanan yang jauh dari harapan para generasi muda, sehingga membuat para generasi muda kecewa pada kinerja pemerintah saat ini. Terkuaknya kasus-kasus korupsi, penggelapan uang Negara, dan penyalahgunaan kekuasaan oleh para pejabat Negara membuat para generasi muda enggan untuk memerhatikan lagi pemerintahan.
Ø  Sikap keluarga dan lingkungan sekitar yang tidak mencerminkan rasa nasionalisme, sehingga para generasi muda meniru sikap tersebut. Para generasi muda merupakan peniru yang baik terhadap lingkungan sekitarnya.
Ø  Demokratisasi yang melewati batas etika dan sopan santun dan maraknya unjuk rasa, telah menimbulkan frustasi di kalangan pemuda dan hilangnya optimisme, sehingga yang ada hanya sifat malas, egois dan, emosional.
Ø  Tertinggalnya Indonesia dengan Negara-negara lain dalam segala aspek kehidupan, membuat para generasi muda tidak bangga lagi menjadi bangsa Indonesia.
Ø  Timbulnya etnosentrisme yang menganggap sukunya lebih baik dari suku-suku lainnya, membuat para pemuda lebih mengagungkan daerah atau sukunya daripada persatuan bangsa.

  B.      Faktor Penyebab Eksternal
v  Cepatnya arus globalisasi yang berimbas pada moral generasi muda yang lebih memilih kebudayaan Negara lain, dibandingkan dengan kebudayaanya sendiri, sebagai contohnya para generasi muda lebih memilih memakai pakaian-pakaian minim yang mencerminkan budaya barat dibandingkan memakai batik atau baju yang sopan yang mencerminkan budaya bangsa Indonesia. Para pemuda kini dikuasai oleh narkoba dan minum-minuman keras, sehingga sangat merusak martabat bangsa Indonesia
v  Paham liberalisme yang dianut oleh Negara-negara barat yang memberikan dampak pada kehidupan bangsa. Para pemuda meniru paham liberalisme, seperti sikap individualisme yang hanya memikirkan dirinya sendiri tanpa memperhatikan keadaan sekitar dan sikap acuh tak acuh pada pemerintahan.
Generasi muda Indonesia adalah generasi penerus bangsa ini. Bangsa akan menjadi maju bila para pemudanya memiliki sikap nasionalisme yang tinggi. Namun dengan perkembangan zaman yang semakin maju, malah menyebabkan semakin memudarnya rasa nasionalisme dikarenakan adanya pengaruh barat yang sedang melanda generasi muda di Indonesia. Nasionalisme sangat penting terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara karena merupakan wujud kecintaan dan kehormatan terhadap bangsa sendiri. Dengan hal itu, pemuda dapat melakukan sesuatu yang terbaik bagi bangsanya, menjaga keutuhan persatuan bangsa, dan meningkatkan martabat bangsa dihadapan dunia.
Namun, dengan memudarnya rasa nasionalisme dapat mengancam dan menghancurkan bangsa Indonesia. Hal itu terjadi karena ketahanan nasional akan menjadi lemah dan dapat dengan mudah ditembus oleh pihak luar. Dengan kata lain, Bangsa Indonesia telah dijajah oleh generasi mudanya dengan semakin memudarnya rasa nasionalisme terhadap bangsa Indonesia. Bukan dijajah dalam arti fisik, melainkan dijajah secara mental dan ideologinya.
Banyak sekali kebudayaan dan paham barat yang masuk ke dalam bangsa Indonesia. Kemampuan local genius bangsa tidak lagi berjalan dengan semestinya. Banyak budaya dan paham barat yang berpengaruh negatif dapat dengan mudah masuk dan diterima oleh bangsa Indonesia. Dengan terjadinya hal itu, maka akan terjadi akulturasi, bahkan menghilangnya kebudayaan dan kepribadian bangsa yang seharusnya menjadi jati diri bangsa.
Dalam aspek perekonomian Negara, dengan memudarnya rasa nasionalisme pada generasi muda Indonesia mengakibatkan perekonomian bangsa Indonesia jauh tertinggal dari Negara-negara tetangga. Saat ini masyarakat hanya memikirkan apa yang Negara berikan untuk mereka, bukan memikirkan apa yang mereka dapat berikan pada Negara. Dengan keegoisan inilah, masyarakat lebih menuntut hak dari pada kewajibannya sebagai warga Negara. Sikap individual yang lebih mementingkan diri sendiri dan hanya memperkaya diri sendiri tanpa memberikan retribusi pada Negara, mengakibatkan perekonomian Negara semakin lemah.
Untuk membangun kembali generasi muda yang memiliki semangat nasionalisme guna mewujudkan cita-cita dan tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dapat dilakukan mulai dari luang lingkup terkecil dalam kehidupan ini, yaitu Keluarga, Sekolah, Masyarakat, dan Pemerintah.

a.        Lingkungan Keluarga
·         Menyadari tanggung jawab masing-masing anggota keluarga
·        Memberikan pendidikan sejak dini tentang sikap nasionalisme terhadap bangsa Indonesia
·        Memberikan contoh atau tauladan tentang rasa kecintaan dan penghormatan pada bangsa
·        Memberikan pengawasan yang menyeluruh kepada anak terhadap lingkungan sekitar
·        Selalu menggunakan produk dalam negeri
·        Memecahkan segala permasalahan dalam keluarga dengan cara musyawarah
·         Menciptakan kerukunan hidup antaranggota keluarga
b.         Lingkungan Sekolah
·        Memberikan pelajaran tentang pendidikan pancasila dan kewarganegaraan dan juga bela Negara
·        Menanamkan sikap cinta tanah air dan menghormati jasa pahlawan dengan mengadakan upacara bendera setiap hari senin
·        Memberikan pendidikan moral, sehingga para pemuda tidak mudah menyerap hal-hal negatif yang dapat mengancam ketahanan nasional
·         Belajar dengan keras untuk meraih prestasi
·        Mengembangkan sikap membantu sesama teman
·        Menaati tata tertib sekolah
·         Mengutamakan kepentingan bersama
·          Menumbuhkan semangat persaudaraan dan mengembangkan pergaulan.
c.          Lingkungan Masyarakat
·          Selalu membina semangat kebersamaan
·          Mengembangkan sikap rasa memiliki lingkungan tempat tinggal
·         Menciptakan kerukunan bertetangga
·         Menghormati norma yang berlaku dalam masyarakat
·      Aktif dalam kegiatan masyarakat yang bersifat membangun kerukunan di masyarakat, contohnya yaitu gotong royong di lingkungan sekitar bersama tetangga
·         Menjaga ketertiban masyarakat dengan mematuhi aturan yang ada
·        Mengikuti siskamling dan kerja bakti.
d.         Peran Pemerintah
·   Menggalakkan berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan rasa nasionalisme, seperti seminar dan pameran kebudayaan
·         Mewajibkan pemakaian batik kepada pegawai negeri sipil setiap hari jum’at. Hal ini dilakukan karena batik merupakan sebuah kebudayaan asli Indonesia, yang diharapkan dengan kebijakan tersebut dapat meningkatkan rasa nasionalisme terhadap bangsa indonesia
·        Lebih mendengarkan dan menghargai aspirasi pemuda untuk membangun Indonesia agar lebih baik lagi.