Rabu, 17 Desember 2014

PENGARUH ROKOK BAGI REMAJA

“Pengaruh Rokok Terhadap Perkembangan Remaja” Studi Kasus pada Siswa Kelas VII MTs Al – Ishlah Dlopo Kediri  

Pendahuluan

Masa remaja yaitu masa di mana terjadinya kelabilan jiwa karena telah memasuki fase dari anak-anak menuju fase dewasa. Pada umumnya masa remaja yaitu antara 12-21 tahun. Pada perkembangan manusia, terdapat tuntutan-tuntutan psikologis yang harus dipenuhi, jika tidak maka akan menimbulkan dampak yang berkelanjutan. Remaja pun juga seperti itu, jika tuntutan itu tidak dipenuhi, maka akan menimbulkan dampak yang signifikan dalam perkembangannya menuju kedewasaan. Kebiasaan merokok telah menjadi budaya di berbagai bangsa di belahan dunia. Mayoritas perokok di seluruh dunia ini 47% adalah populasi pria sedangkan 12% adalah populasi wanita dengan berbagai kategori umur.( Jawa Pos Tanggal 17 Maret 2014)

Berbagai alasan orang merokok beraneka ragam, di kalangan remaja ini adalah faktor gengsi dan agar disebut “jagoan”, malahan ada satu pepatah menarik yang digunkan sebagai pembenar atas kebiasaan merokok yaitu “ada ayam jago di atas genteng, tidak merokok tidak ganteng”. Adapun berbagai alasan dan faktor penyebab untuk merokok di atas biasanya kalah, seandainya beradu argumen dengan pakar yang ahli tentang potensi berbahaya atas apa ditimbulkan dari kebiasaan merokok baik bagi dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan.

Fenomena merokok di kalangan ramaja usia sekolah bukan pemandangan asing lagi. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan, sebelum tahun 1995 prevalensi remaja terhadap rokok hanya tujuh persen. Pada 2010 naik menjadi 19 persen. 54,1 persen orang di atas usia 15 tahun merokok dan 43,3 persen dari jumlah keseluruhan perokok mulai merokok pada rentang usia 14-19 tahun. Jumlah perokok usia remaja di Indonesia terus meningkat.

Merokok merupakan salah satu masalah yang sulit dipecahkan. Apalagi sudah menjadi masalah nasional, dan bahkan internasional. Hal ini menjadi sulit, karena berkaitan dengan banyak faktor yang saling memicu, sehingga seolah- olah sudah menjadi lingkaran setan. Di tinjau dari segi kesehatan, merokok harus dihentikan karena menyebabkan kanker dan penyumbatan pembuluh darah yang mengakibatkan kematian, oleh karena itu merokok harus dihentikan sebagai usaha pencegahan sedini mungkin. Terlebih diketahui bahwa sebagian besar perokok adalah remaja sehingga perlu adanya pencegahan dini yang dimulai dari pihak sekolah.

Berkaitan dengan fenomena di atas, maka perlu adanya penelitian mengenai perilaku merokok pada remaja agar bisa menambah wawasan tentang perilaku merokok dan cara menanggulanginya sehingga dapat mencegah timbulnya perilaku merokok pada remaja, pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang Pengaruh Rokok Terhadap Perkembangan Remaja Studi Kasus pada siswa Kelas VII MTs Al – Ishlah Dlopo Kediri

Masa Remaja 

Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologik, perubahan psikologik, dan perubahan sosial. Di sebagian besar masyarakat dan budaya masa remaja pada umumnya dimulai pada usia 10-13 tahun dan berakhir pada usia 18-22 tahun. masa peralihan antara masa anak-anak yang dimulai saat terjadinya kematangan seksual yaitu antara usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun, yaitu masa menjelang dewasa muda.

Berdasarkan umur kronologis dan berbagai kepentingan, terdapat defenisi tentang remaja yaitu:
  1. Pada buku-buku pediatri, pada umumnya mendefenisikan remaja adalah bila seorang anak telah mencapai umur 10-18 tahun dan umur 12-20 tahun anak laki- laki'
  2.  Menurut undang-undang No. 4 tahun 1979 mengenai kesejahteraan anak, remaja adalah yang belum mencapai 21 tahun dan belum menikah.
  3. Menurut undang-undang perburuhan, anak dianggap remaja apabila telah mencapai umur 16-18 tahun atau sudah menikah dan mempunyai tempat tinggal.
  4. Menurut undang-undang perkawinan No.1 tahun 1979, anak dianggap sudah remaja apabila cukup matang, yaitu umur 16 tahun untuk perempuan dan 19 tahun untuk anak-anak laki-laki.
  5. Menurut dinas kesehatan anak dianggap sudah remaja apabila anak sudah berumur 18 tahun, yang sesuai dengan saat lulus sekolah menengah.
  6. Menurut WHO, remaja bila anak telah mencapai umur 10-18 tahun. Definisi rokok Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah.

Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain. Ada dua jenis rokok, rokok yang berfilter dan tidak berfilter. Filter pada rokok terbuat dari bahan busa serabut sintetis yang berfungsi menyaring nikotin. Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak beberapa tahun terakhir, bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker paru-paru atau serangan jantung.

Di dalam rokok terkandung beberapa zat-zat kimia yang sangat berbahaya yang dapat menimbulkan penyakit diantaranya, • Tar • Karbon Monoksida (Co) • Nikotin

Pengaruh rokok terhadap perkembangan remaja 

Dewasa ini di Indonesia kegiatan merokok seringkali dilakukan individu dimulai di sekolah menengah pertama, bahkan mungkin sebelumnya. Kita sering melihat di jalan atau tempat yang biasanya dijadikan sebagai tempat “nongkrong” anak-anak tingkat sekolah menengah banyak siswa yang merokok. Pada saat anak duduk di sekolah menengah atas, kebanyakan pada siswa laki-laki merokok merupakan kegiatan yang menjadi kegiatan sosialnya.

Menurut mereka merokok merupakan lambang pergaulan bagi mereka. Hampir semua orang mulai merokok dengan alasan yang sedikit sekali kaitannya dengan kenikmatan. Dalam pikiran remaja, rokok merupakan lambang kedewasaan. Sebagai seorang remaja mereka menggunakan berbagai cara agar terlihat dewasa. Seperti halnyaRemaja ingin mencoba melakukan apa yang sering dilakukan oleh orang dewasa, dengan sembunyi-sembunyi remaja pria mencoba merokok karena seringkali mereka melihat orang dewasa melakukannya.”

Pada masa remaja, ada sesuatu yang lain yang sama pentingnya dengan kedewasaan, yakni solidaritas kelompok, dan melakukan apa yang dilakukan oleh kelompok. Apabila dalam suatu kelompok remaja telah melakukan kegiatan merokok maka individu remaja merasa harus melakukannya juga. Individu remaja tersebut mulai merokok karena individu dalam kelompok remaja tersebut tidak ingin dianggap sebagai orang asing, bukan karena individu tersebut menyukai rokok.

Faktor penyebab remaja menghisap rokok 

Perilaku adalah segala tindakan yang dilakukan oleh manusia yang mencakup kegiatan motoris dan juga aktifitas atau kegiatan yang bersifat praktis atau jiwani. Menurut Alisjahbana (1986: 96) bahwa perilaku yang ditimbulkan oleh manusia tercermin dari segala tindakan dan perbuatan untuk mencapai tujuannya dimana manusia bergantung pada lingkungannya. muncul teori KAP (knowledge, attitude and practice) bahwa perilaku orang dipengaruhi oleh sikap (attitude), pengetahuan (knowledge), akan tetapi semua perilaku terdapat variabel penting yang menjembataninya yaitu variabel motivasi.

Sehubungan dengan perilaku sosial ada empat faktor yang mempengaruhi dan membentuk perilaku sosial individu yaitu:

1. Faktor genetik. 
Faktor genetik adalah faktor yang dibawah sejak lahir oleh manusia. Faktor genetik ini merupakan faktor yang dibawah atau diwarisi oleh orang tua, hal ini senada dengan yang diutarakan oleh salah satu dari siswa Kelas VII MTs Al – Ishlah Dlopo Kediri bahwa ia tidak tahu mengapa dalam dirinya ada dorongan yang sangat kuat untuk merokok pada hal dia sendiri selama ini tidak pernah merasakan kenikmatan kusus ketika ia sedang merokok. Dan ia merokok hanya karena memenuhi hasrat yang kuat yang tiba – tiba muncul begitu saja.

2. Faktor pengalaman. 
Situasi dan kondisi yang dipetik atau yang dialami serta diamati oleh seseorang dari peristiwa-peristiwa yang dialami dari perjalanan hidupnya yang akan membentuk perilaku yang berlainan pada setiap individu dalam mengembangkan perilaku sosialnya. Ahmad Rosyid siswa Kelas VII MTs Al – Ishlah Dlopo Kediri menuturkan pengalamannya ketika ia pertama kalinya merokok, ia ingat betul ketika itu sedang bertumpuk masalah keluarga dan ada seorang teman yang menawarkan kepadanya sebatang rokok “ coba saja merokok dulu siapa tahu beban pikiranmu lebih ringan “ dari kejadian tersebut setiap kali ada kegalauan pada dirinya, dia menggangap bahwa rokok adalah teman pertamanya.

3. Faktor lingkungan.
 Situasi dan kondisi yang dialami oleh seseorang sejak lahir, masa kanak-kanak hingga masa dewasa baik dalam lingkungan keluarga maupun lingkungan sekitarnya akan memberikan pengaruh yang berbeda pada perkembangan masing-masing. Dari 37 siwa Kelas VII MTs Al – Ishlah Dlopo Kediri mengutarakan bahwa mereka disamping sekolah juga mondok, anak laki – laki yang mondok kalau tidak merokok itu kuranglah sifat kejantanannya, apalagi rokok menurut syariat islam tidak diharamkan. Merokok bagi mereka adalah alat atau media silaturrahmi,teman nongkrong bareng yang bisa memupuk rasa kebersamaan serta mendekatkan hubungan emosional antar santri.

4. Faktor pendidikan. 
Tingkat pendidikan yang berbeda akan memberikan tanggapan yang berbeda pada kemampuan individu untuk berinteraksi. Di Indonesia, anak-anak berusia muda mulai merokok disebabkan beberapa faktor diantaranya yaitu karena kemauan sendiri, melihat teman-temannya, dan di ajari atau dipaksa merokok oleh teman-temannya

Merokok juga merupakan salah satu yang dilakukan oleh para remaja untuk menyatakan bahwa mereka diterima dan teridentifikasi menjadi suatu kelompok tertentu. Remaja cenderung merokok jika mereka:
  1. Memiliki teman-teman atau keluarga merokok.
  2. Sukar mengatakan tidak, terutama kepada teman-teman atau oarang-orang yang ingin buat mereka terkesan.
  3. Tidak mengetahui resikonya.

Ada beberapa hal yang menjadi faktor penyebab dan yang mempengaruhi remaja memiliki perilaku merokok.

1. Alasan remaja merokok 
Begitu banyak sebab atau alasan yang disampaikan oleh remaja mengapa dia melakukan aktivitas merokok. Sebagian besar remaja melakukan aktivitas merokok karena ia ingin terkesan dewasa, gagah atau “macho”. Faktor pendorong remaja mulai melakukan aktivitas merokok, antara lain:
a.  Rasa ingin tahu sampai menjadi ketergantungan.
b.  Untuk meningkatkan kesan “kejagoan”
c.  Hasrat berkelompok dengan kawan senasib dan sebaya.
d.  Adanya stress atau konflik batin atau masalah yang sulit diselesaikan.
e.  Dorongan sosial dari lingkungan yang mendesak remaja untuk merokok atau kalau tidak merokok 
    dianggap tidak solider dengan lingkungan sosialnya.
f.   Ketidak tahuan akibat bahaya merokok. (PMI, 1996: 41).

2. Lingkungan yang dapat mempengaruhi individu merokok.
Faktor penyebab remaja merokok biasanya dari faktor lingkungan. Faktor lingkungan bisa saja dari faktor keluarga, tempat tinggal atau bahkan lingkungan pergaulan. Seperti yang disampaikan oleh Darvil dan Powell (2002: 121) bahwa remaja cenderung merokok karena memiliki teman-teman atau keluarga yang merokok. Ada lingkungan yang menganggap merokok merupakan suatu hal yang kurang pantas dilakukan oleh para remaja. Tetapi, ada juga lingkungan dimana merokok pada remaja adalah suatu hal yang wajar atau bahkan jika remaja laki-laki tidak merokok akan dibilang remaja laki-laki yang aneh. Selin itu, ada juga remaja laki-laki yang merokok disebabkan karena ia melihat ayahnya merokok.

Bagi remaja solidaritas kelompok adalah suatu hal yang penting. Remaja cenderung untuk melakukan apa yang sering dilakukan kelompok. Apabila dalam suatu kelompok remaja, merokok adalah suatu aktivitas yang sering dilakukan maka remaja yang tergabung di dalamnya cenderung untuk melakukan aktivitas merokok Merokok merupakan salah satu kebiasaan yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari.

Gaya hidup ini menarik sebagai suatu masalah sosial dimana remaja yang semestinya tidak merokok berdasarkan pertimbangan-pertimbangan baik dari dampak yang ditimbulkan maupun dari pandangan sosial masyarakat yang menganggap bahwa remaja yang merokok dianggap sebagai suatu penyimpangan sosial. Menjadi perokok berat merupakan hasil dari proses eksperimen yang umumnya dimulai sejak masa remaja. Ada banyak alasan yang melatar belakangi perilaku merokok pada remaja. Secara umum perilaku merokok merupakan fungsi dari lingkungan dan individu. Artinya perilaku merokok selain disebabkan oleh faktor-faktor dari dalam diri, juga disebabkan faktor lingkungan.

 Perilaku Merokok 

Remaja Perilaku merupakan tindakan yang tegas dari suatu organisasi untuk menjamin hidupnya. Hal tersebut juga merupakan cara-cara yang penting dimana individu-individu terpadukan menjadi himpunan masyarakat yang terorganisir dan teratur. Secara lebih operasional perilaku dapat diartikan sebagai respon organisme atau seseorang terhadap rangsangan (stimulus) dari luar subjek tersebut. Respon ini berbentuk dua macam yaitu:

  1. Bentuk pasif, adalah respon internal yang terjadi di dalam diri manusia dan tidak secara langsung dapat terlihat orang lain.
  2. Bentuk aktif adalah apabila perilaku jelas dapat di observasi secara langsung Perilaku diartikan sebagai suatu aksi dan reaksi organisme terhadap lingkungannya. Hal ini berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi yakni yang disebut dengan rangsangan.

Dengan demikian, suatu rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi atau perilaku tertentu.Ada 4 tipe perilaku merokok sebagai berikut:

a.  Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif. Dengan merokok, seseorang merasakan   
     penambahan rasa yang positif. Ditambahkan, ada 3 sub tipe ini yakni
    (1) merokok hanya untuk menambah atau meningkatkan kenikmatan yang sudah didapat, misalnya
          merokok setelah minum kopi atau makan.
    (2) Merokok hanya dilakukan sekedarnya untuk menyenangkan perasaan, dan
    (3) kenikmatan yang diperoleh dengan memegang rokok.

b.Perilaku merokok yang dipengaruhi oleh perasaan negatif. Banyak orang yang menggunakan rokok untuk 
   mengurangi perasaan negatif. Misalnya bila ia marah, cemas, gelisah, rokok dianggap sebagai penyelamat. 
  Mereka menggunakan rokok bila perasaan tidak enak terjadi sehingga terhindar dari perasaan yang lebih 
  tidak enak.

c. Perilaku merokok yang adiktif. Mereka yang sudah adiksi, akan menambah dosis rokok yang digunakan
   setiap saat setelah efek dari rokok yang diisapnya berkurang. Mereka umumnya akan pergi keluar rumah
   membeli rokok, walau tengah malam sekalipun, karena ia khawatir kalau rokok tidak tersedia setiap saat
   ia menginginkannya. d.Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan. Mereka menggunakan rokok
   sama sekali merupakan suatu perilaku yang sudah bersifat otomatis, seringkali tanpa dipikirkan dan tanpa
   disadari ia menghidupkan api rokoknya bila rokok yang terdahulu telah benar-benar habis. Perilaku
   Merokok adalah sesuatu yang dilakukan seseorang berupa membakar tembakau yang kemudian dihisap
   asapnya, baik menggunakan rokok maupun menggunakan pipa (Sitepoe, 2000: 20).

Merokok merupakan suatu aktivitas yang sudah tidak lagi terlihat dan terdengar asing bagi kita. Sekarang banyak sekali bisa kita temui orang-orang yang melakukan aktivitas merokok yang disebut sebagai perokok. Seseorang dikatakan sebagai perokok yang sangat berat, bisa diketahui dari seberapa banyak rokok yang ia habiskan dalam setiap harinya. Seperti halnya yang diutarakan sebagai berikut: “Merokok yang dikatakan perokok sangat berat adalah bila mengkonsumsi rokok lebih darai 31 batang perhari dan selang merokoknya lima menit setelah bangun pagi. Perokok berat merokok sekitar 21-30 batang sehari dengan selang waktu sejak bangun pagi berkisar antara 6-30 menit. Perokok sedang menghabiskan rokok 11-21 batang dengan selang waktu 31-60 menit setelah bangun pagi. Perokok ringan menghabiskan rokok sekitar 10 batang dengan selang waktu 60 menit dari bangun pagi. Conrad and Miller dalam Sitepoe (2000: 17) menyatakan bahwa “seseorang akan menjadi perokok melalui dorongan psikologis dan dorongan fisiologis”. Dorongan psikologis biasanya pada anak remaja adalah untuk menunjukkan kejantanan (bangga diri), mengalihkan kecemasan dan menunjukkan kedewasaan. 
  1. Dorongan fisiologis adalah nikotin yang dapat menyebabkan ketagihan sehingga seseorang ingin terus merokok. Di Indonesia, kebanyakan anak-anak remaja mulai merokok karena kemauan sendiri, melihat teman-temannya merokok, dan diajari atau dipaksa merokok oleh teman-temannya. Merokok pada remaja karena kemauan sendiri disebabkan oleh keinginan menunjukkan bahwa dirinya telah dewasa. Umumnya mereka mulai dari perokok pasif (menghisap asap rokok orang lain yang merokok) lantas jadi perokok aktif. Mungkin juga semula hanya mencoba-coba kemudian menjadi ketagihan akibat adanya nikotin di dalam rokok. Hampir disetiap tempat berkumpul remaja atau anak-anak usia sekolah menengah kita menemukan para remaja merokok. Harus kita sadari bahwa merokok bagi para remaja khususnya remaja yang masih berusia sekolah menengah sudah menjadi hal biasa dan dapat dibanggakan bagi mereka, bahkan banyak dari mereka sudah menjadi perokok aktif. Tempat Merokok Tempat merokok juga mencerminkan pola perilaku merokok. Berdasarkan tempat-tempat dimana seseorang menghisap rokok, maka dapat digolongkan atas a.Merokok di tempat-tempat umum/ruang publik: Kelompok Homogen (sama-sama perokok), secara bergerombol mereka menikmati kebiasaannya. Umumnya mereka masih menghargai orang lain karena itu, mereka menempatkan diri di Smooking area. Kelompok yang heterogen (merokok ditengah orang-orang lain yang tidak merokok seperti anak kecil, orang jompo, orang sakit dan lain-lain). 
  2. Merokok di tempat-tempat yang bersifat pribadi: Kantor atau di kamar tidur pribadi. Perokok yang memilih tempat-tempat seperti ini sebagai tempat merokok digolongkan kepada individu yang kurang menjaga kebersihan diri, penuh dengan rasa gelisah yang mencekam. 
  3. Toilet. Perokok jenis ini dapat digolongkan sebagai orang yang suka berfantasi. Meski semua orang tahu akan bahaya yang ditimbulkan akibat merokok, perilaku merokok tidak pernah surut dan tampaknya merupakan perilaku yang masih dapat ditolerir oleh masyarakat. Hal ini dapat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari dilingkungan rumah, kantor, angkutan umum maupun di jalan-jalan. Hampir setiap saat dapat dijumpai orang yang sedang merokok. 
Dampak Merokok Di Kalangan Remaja Kerugian yang ditimbulkan dari perilaku merokok sangat banyak bagi kesehatan tapi sayangnya masi saja banyak orang yang tetap memilih untuk menikmatinya. Dalam asap rokok terdapat 4000 zat kimia berbahaya untuk kesehatan, dua diantaranya adalah nikotin yang bersifat adiktif dan tar yang bersifat karsiogenik. Sebagaimana halnya berbagai aktivitas, merokok ada dampak yang ditimbulkannya, baik dampak positif maupun dampak negatif. Namun jika kita kaji lebih dalam merokok banyak mengandung dampak negatifnya dibanding dampak positifnya. Meskipun demikian, jumlah perokok tiap tahunnya semakin meningkat.
1. Dampak positif dari merokok 
Meskipun didalam bungkus rokok itu sendiri tertulis peringatan bahwa merokok dapat menyebabkan serangan jantung, kanker, impotensi, serta gangguan kehamilan dan janin, tetapi seperi tidak diperdulikan oleh para perokok. Kebanyakan para perokok mengatakan mulut terasa asam jika tidak merokok terlebih lagi setelah makan. Beberapa hal dianggap sebagai manfaat dari merokok adalah sebagai berikut: 
a. Mengurangi stress, tekanan perasaan yang kurang enak, secara tidak langsung menjadikan remaja lebih 
    berani. 
b. Menimbulkan perasaan nikmat. 
c. Mempererat pergaulan antar kawan, terutama bila semua kawan merokok. 
d. Meningkatkan keberanian dan perasaan jantan, jagoan dan macho.
e. Mengurangi nafsu makan, sehingga bisa mencegah kegemukan. 
Dari kelima manfaat yang ditimbulkan dari merokok khususnya bagi para remaja yang digunakan sebagai alasan untuk merokok yaitu cenderung pada hal mengurangi stress, mempererat pergaulan dan meningkatkan keberanian dan perasaan jantan.
2. Dampak negatif dari merokok 
Sebenarnya jika kita mengetahui apa yang dihasilkan dari merokok adalah suatu hal yang belum jelas ada manfaatnya bahkan tidak ada manfaatnya terlebih lagi dari segi kesehatan, merokok sangat berbahaya bagi kesehatan. Dalam bungkus rokok itu sendiri dicantumkan peringatan pemerintah bahwa merokok dapat menyebabkan serangan jantung, paru-paru, kanker, impotensi serta gangguan kehamilan dan janin. Dibawah ini akan disampaikan kerugian dari merokok antara lain:
  1.  Rokok mengandung 4000 jenis bahan racun yang berbahaya bagi kesehatan, antara lain yang telah dikenal baik adalah karbon monoksida (co) yang bisa mematikan, nikotin yang mendorong pengapuran jantung dan pembuluh darah, tar yang dapat menyumbat dan mengurangi fungsi saluran nafas dan menyebabkan kanker, serta berbagai racun pada hati, otak dan pembentuk kanker. 
  2.  Rokok menurunkan konsentrasi, misalnya sewaktu mengemudi dan berpikir. 
  3. Rokok menurunkan kebugaran. 
  4. Rokok bukan hanya meracuni para perokok sendiri, namun juga orang disekitarnya (sebagai perokok pasif) dengan bahaya yang sama. 
  5. Rokok menimbulkan ketergantungan dan perasaan kehilangan sesuatu. Kalau rokok tidak tersedia, yang berakibat pada penurunan prestasi belajar dan bekerja. 
  6. Rokok memboroskan 
  7. Rokok dapat menyulut kebakaran Beberapa kerugian atau dampak negatif tentang merokok yang telah disampaikan di atas sebenarnya lebih memperjelas bahwa merokok itu banyak sekali kerugiannya. Sering kita dengar istilah merokok dapat menyebabkan kematian, sebenarnya merokok bukan penyebab kematian melainkan merokok dapat memicu suatu penyakit yang dapat menyebabkan kematian. 
Begitu banyaknya kerugian yang ditimbulkan akibat merokok semoga saja para perokok menyadari akan kerugian-kerugian itu dan meninggalkan aktivitas merokok.

3 komentar:

  1. terimakasih..
    sangat membantu :)

    BalasHapus
  2. daftar pustaka atau literaturnya dicantumkan.. untuk menambah teori di karya2 selanjutnya

    BalasHapus
  3. sangat membantu, terima kasih...

    BalasHapus